Gegara Pidato Rasis Megawati, 2 Akademisi Ini Malah Ribut, Padahal Dua-duanya Dosen di Kampus Luar Negeri
Pidato Megawati Soekarnoputri terkait warna kulit Papua sampai saat ini masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan.
Tidak hanya warganet yang ramai membahas, tokoh-tokoh publik terkenal juga berada dalam sisi berlawanan, pro dan kontra.
Dalam pihak pro, tokoh Nahdatul Ulama (NU) sekaligus seorang profesor di Monash University Australia, Nadirsyah Hosen menganggap pidato Mega hanyalah guyonan.
Banyak dari publik menurut Nadirsyah salah memahami maksud dari ucapan Ketua Umum PDIP itu.
BACA JUGA: Papua Mau Merdeka, Sekarang Banyak Orang yang Bisa Memaklumi, Semua Gegara Pidato Rasis Megawati
Nadirsyah menerangkan, pernikahan beda suku itu sudah marak terjadi termasuk orang-orang Papua telah banyak melakukan perkawinan campur.
"Ini kok banyak yg salah paham sih. Suasana cair dan akrab saat pembukaan Rakernas PDI Perjuangan. Bu Mega cerita soal guyon sama anak2nya ttg mencari jodoh. Plus kini sdh terjadi pernikahan antar suku, termasuk di Papua —hal yg baik sesuai Bhinneka Tunggal Ika. Mosok gak paham?," ketiknya pada akun Twitter miliknya @na_dirs.
Namun pernyataan dosen kelahiran 1973 dibantah mentah-mentah oleh akdemisi Sulfikar Amir yang juga berprofesi sebagai dosen di Nanyang Technology University (NTU) Singapura.
BACA JUGA : Megawati Banjir Hujatan, Tokoh ini Langsung Pasang Badan dan Bilang Jangan Gampang Sensi Saat Papua Disebut
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan