Menu


Papua Mau Merdeka, Sekarang Banyak Orang yang Bisa Memaklumi, Semua Gegara Pidato Rasis Megawati

Papua Mau Merdeka, Sekarang Banyak Orang yang Bisa Memaklumi, Semua Gegara Pidato Rasis Megawati

Kredit Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

Konten Jatim, Jakarta -

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tengah menjadi sorotan warganet usai dirinya melontakan kalimat yang dinilai menyinggung banyak pihak.

Permasalahan ini dimulai saat Megawati tengah berpidato di depan para kadernya saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDIP, Selasa (21/6/2022) lalu.

Mega dalam pidatonya berguyon tentang tukang bakso dan penyataannya soal warna kulit orang Papua.

"Maaf ya, sekarang kan dari Papua ya, Papua itu hitam-hitam ya. Tapi maksud saya begini, waktu permulaan saya ke Papua, saya mikir lah kok aku dewekan yo," ucap Megawati.

"Makanya saya waktu kemarin bergurau dengan pak wempi, kalau sama pak Wempi dekat, kopi susu. Itu kan bener. Karena udah banyak lho sekarang yang mulai blending, jadi Indonesia banget," sambungnya.

Pernyataannya tersebut sontak dibanjiri cacian dan hujatan dari berbagai kalangan, termasuk dari tokoh-tokoh publik yakni penulis Okky Madasari.

Dalam akun Twitter miliknya @okkymadasari, wanita kelahiran tahun 1984 itu mengatakan, Megawati dinilai tidak hanya rasis namun seakan menyiratkan fisik orang Papua itu kurang Indonesia sehingga harus dicampur dengan perkawinan campuran.

BACA JUGA : Panen Hujatan ke Megawati Perkara Kulit Hitam Papua dan Tukang Bakso, Tokoh Ini Malah Bela dan Sebut Bu Ketum Cerdas, Rupanya Ada....

"Fokus saya lebih ke bagian Papua. Bukan sekadar rasis, tapi secara terbuka jelas menyiratkan bahwa secara fisik orang Papua itu 'kurang Indonesia' & karena itu harus 'dicampur'. Hal2 seperti ini yg membuat kita bertanya: Lalu kenapa Papua harus bersama Indonesia?," ketik Okky.

Tidak hanya Okky, akun Twitter @Arie_Kriting yang dimiliki oleh standup komedian Arie Kriting ikut menanggapi pidato Ketua Umum PDIP itu.

BACA JUGA: Megawati Banjir Hujatan, Tokoh ini Langsung Pasang Badan dan Bilang Jangan Gampang Sensi Saat Papua Disebut

Arie tegas mengatakan perbadaan dan keberagaman itu merupakan ciri dari Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, sehingga tidak perlu ada persoalan untuk melakukan perkawinan antarsuku.

"Kalau mau mewujudkan Bhinekka Tunggal Ika, ya harus beragam. Gak ada urusan orang kulit hitam harus kawin campur sama yang lain.Memangnya kenapa kalau orang kulitnya gelap? Memang kenapa kalau jadi tukang bakso? Perasaan sebagai ras superior ini kok ya masih dipelihara," ujarnya.

Komika Abdur Arsyad pun ikut berkomentar dengan menyatakan lebih memilih Papua merdeka saat mengetahui Megawati membahas persoalan warna kulit hitam Papua.

"Kalau omongannya begini, saya dukung Papua Merdeka," ketiknya.

Senada dengan Abdur, beberapa netizen juga terpantau ikut memberikan komentar yang sama dan memaklumi apabila Papua ingin merdeka.

"Rasanya mendukung Papua merdeka ga salah-salah banget....," ketik akun @txvf****.

"pantas aja sih dari dulu papua mau merdeka sendiri lah di negara indonesia nya masih banyak yg rasis ama mereka, ngatain orang aja "eh lo hitam banget kaya orang papua" walaupun cuma bercanda itu udah rasis dan termasuk body shamming jga," ketik @flower****.

"Pantesan Papua minta merdeka, diginiin mulu, mereka juga asli Indonesia bu," ujar @lalamo****.

Sebagaimana diketahui, Megawati membahas orang Papua dalam pidatonya sebagai bentuk keinginannya agar anak-anak Indonesia mampu unggul secara fisik.

Awalnya ia menyinggung postur dan tinggi badan anggota Paspampres Jokowi yang mencapai sekitar 182 cm.

"Maunya saya, ini semua, anak-anak Indonesia, tingginya kaya dia ini," ujar Megawati.

Selain itu Mega menjelaskan, karena setiap manusia memiliki genetika yang berbeda-beda ia menekankan perkawinan antarsuku.

Mega lantas mencontohkan bagaimana dirinya yang lahir dari perkawinan antasuku. Soekarano memiliki campuran antara Jawa dan Bali sedangkan sang ibu, Fatmawati berasal dari Bengkulu, Sumatera.

Ia juga menyebut Soekarno memiliki postur gagah dan kharismatik inilah yang dihasilkan dari perkawinan campur.

Maka dari hal itu, Mega merasa perkawinan antarsuku bisa memberikan pengaruh yang baik bagi keragaman. Mega juga menyebu sudah banyak orang-orang Papua yang menikah dengan orang dari luar sukunya.

Pernikahan campuran yang dilakuan dengan luar suku Papua inilah yang dimaksudkan Mega akan memberikan bibit terbaik melalui percampuran antar suku (blending).

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO