Menu


Seperti Apa Kehidupan di Alam Barzakh? Berikut Penjelasan dan Dalilnya

Seperti Apa Kehidupan di Alam Barzakh? Berikut Penjelasan dan Dalilnya

Kredit Foto: Pixabay/5hashank

Konten Jatim, Depok -

Alam barzakh merupakan lokasi di mana manusia nantinya akan singgah untuk menunggu tibanya hari kiamat. Semua manusia yang sudah meninggal akan pergi ke alam barzakh, terlepas dari apapun latar belakang agama maupun ras yang dimiliki.

Fase setelah kematian adalah menjalankan kehidupan sementara di alam tersebut sampai hari kiamat tiba. Lalu, seperti apa kehidupan di alam barzakh? Begini penjelasannya mengutip laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Selasa (2/5/2023).

Kehidupan di Alam Barzakh

Disebutkan bahwa manusia di alam barzakh bisa melihat kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat. Dan patut diingat bahwa meskipun alam barzakh hanya merupakan “lokasi sementara”, waktu singgah manusia bisa lebih lama dari yang diperkirakan. Ini dikarenakan tidak ada yang tahu kapan hari kiamat tiba.

Baca Juga: Apa Itu Alam Barzakh? Kehidupan di Antara Dunia dan Akhirat

Manusia bisa saja singgah di alam barzakh dalam kurun waktu beratus-ratus kali lipat usia aslinya. Dan di sana, selain mereka akan menyaksikan hal-hal yang terjadi di dunia dan akhirat, pada akhirnya manusia akan mendapatkan ganjaran setimpal atas perbuatan yang mereka lakukan selama masa hidupnya.

Sederhananya, jika manusia lebih banyak berbuat baik selama hidupnya, maka mereka bisa mendapatkan kenikmatan di alam barzakh. Terlepas dari kecil atau besar perbuatan tersebut, kebaikan akan tetap dihitung sebagai kebaikan dan akan dibalas dengan kenikmatan.

Ini berlawanan dengan orang-orang yang lebih sering melakukan perbuatan jahat ketika mereka masih hidup. Tentunya, ganjaran di alam barzakh ini adalah siksaan atas tindakan negatif mereka. Dan ini juga akan berlaku terlepas kecil atau besarnya kejahatan tersebut.

Baca Juga: Buya Yahya: Hanya Dosa Kepada Orang Tua yang Hukumannya di Dunia Sekaligus Akhirat

Benar adanya bahwa kenikmatan atau siksaan yang mereka dapatkan nanti hanya bersifat sementara. Namun, harus diingatkan kembali bahwa kata “sementara” di sini bisa berlangsung amat lama, sampai nanti waktunya hari kiamat.

Baik itu setahun maupun seribu tahun, apa yang orang-orang terima di alam barzakh memang hanya bersifat sementara jika dibandingkan keabadian yang akan mereka dapatkan nanti setelah memasuki akhirat. Dan kenikmatan maupun siksaan tersebut akan bersifat selamanya pula.

Dalil Mengenai Alam Barzakh

Penjelasan mengenai alam barzakh di atas bisa ditemukan dalam sejumlah ayat pada Al-Qur'an maupun hadits. Berikut beberapa dalil mengenai alam barzakh untuk mendukung penjelasan tersebut.

Q.S. Al-Mumi'nun Ayat 99-100

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Artinya: Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”

Baca Juga: Apa Itu Zuhud? Meninggalkan Nikmat Duniawi demi Mengejar Akhirat

Q.S. Ar-Rum Ayat 56

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَىٰ يَوْمِ الْبَعْثِ ۖ فَهَٰذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَٰكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir), "Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi (dahulu) kamu tidak meyakini(nya)."

Hadits Riwayat Imam Muslim No. 4949

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَلْ حَسَنَةً قَطُّ لِأَهْلِهِ إِذَا مَاتَ فَحَرِّقُوهُ ثُمَّ اذْرُوا نِصْفَهُ فِي الْبَرِّ وَنِصْفَهُ فِي الْبَحْرِ فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا لَا يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنْ الْعَالَمِينَ فَلَمَّا مَاتَ الرَّجُلُ فَعَلُوا مَا أَمَرَهُمْ فَأَمَرَ اللَّهُ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيهِ وَأَمَرَ الْبَحْرَ فَجَمَعَ مَا فِيهِ ثُمَّ قَالَ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ مِنْ خَشْيَتِكَ يَا رَبِّ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَ اللَّهُ لَهُ

Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Dahulu ada seorang laki-laki yang tidak pernah berbuat baik sama sekali. Lalu ia berpesan kepada istri dan keluarganya; 'Wahai keluargaku, apabila aku meninggal dunia, maka bakarlah mayatku! Setelah itu, buanglah sebagian tubuhku di daratan dan sebagian lagi di lautan. Demi Allah, jika Allah menakdirkan niscaya Dia akan menyiksaku dengan siksaan yang tidak pernah Dia timpakan kepada makhluk lain di dunia ini.' Ketika orang tersebut meninggal, maka keluarganya pun melaksanakan pesannya, yaitu membakar jasadnya dan membuang sebagian ke daratan dan sebagian ke lautan. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan daratan agar menyatukan jasad orang tersebut dan Allah pun memerintahkan lautan agar menyatukan jasad orang itu. Setelah jasad terkumpul menjadi satu kembali di alam barzakh, maka Allah pun bertanya kepadanya: 'Hai hamba-Ku, mengapa kamu memerintahkan keluargamu untuk melakukan tindakan seperti itu? ' Orang laki-laki itu menjawab; 'Ya Allah ya Tuhanku, aku lakukan itu karena aku takut akan siksa-Mu, sedangkan Engkau adalah Dzat Yang Maha Tahu.' Akhirnya Allah pun mengampuninya."