Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung pidatonya yang banyak menjadi pembicaraan saat memberikan pengarahan dalam peresmian Renovasi dan Revitalisasi Grand Inna Bali Beach Denpasar, Bali.
Megawati pun meminta tegas kepada media massa untuk tidak memanas-manasi masyarakat dan cukup bekerja dengan baik.
Meski ia tak meminta media massa untuk mempelintir pidatonya lebih jauh, ia juga tak meminta pujian-pujian dari media massa.
Baca Juga: Ada Perang Dingin Antara Megawati dan Jokowi, Kata Said Didu.
Namun, Megawati berharap, kerja pers seharusnya dilaksanakan sesuai etika dan berbasis perspektif yang luas. Misal, sebelum menilai dirinya, seorang wartawan seharusnya terlebih dulu melakukan riset dan pendalaman tentang sosok Megawati.
Salah satunya tentang dirinya yang membawa Indonesia ke luar dari ancaman krisis ekonomi dunia, terkena kredit macet triliunan rupiah. Hal itu, lanjut Megawati, dilakukan ketika menjadi Wakil Presiden Indonesia bersama Abdurrahman Wahid.
Jangan sampai, Megawati menegaskan, pidatonya dipotong dan di-bully. Kadang, ia merasa kesal melihat pemberitaan. Karenanya, ketika ada kesempatan bicara kepada wartawan, ingin menegaskan dirinya bukan provokator dan tidak sedang mengancam.
Baca Juga: Jika Tidak Mendapatkan Tiket Emas dari Megawati, Koalisi Ini Siap Mengusung Ganjar Pranowo.
"Jangan enak-enak untuk melariskan kita di-bully nggak jelas. Ngertilah saya, dipikir saya nggak ngerti? Jangan dipikir saya tidak ngerti teknologi," ujar Mega.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024