Pengamat politik Ujang Komarudin melihat bahwa pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang para politisi mengutamakan ide dan gagasan di Pilpres 2024 adalah hal tepat. Penggunaan politik identitas atau gontok-gontokan akan melahirkan perpecahan antar anak bangsa.
“Iya pernyataan presiden itu positif dan bagus sekali. Ini untuk menjaga agar tidak terjadi perpecahan dan saya melihatnya penting,” kata Ujang kepada wartawan, mengutip Republika.
Baca Juga: Jokowi Sebut Bodoh Negara Pengimpor, Mantan Kader Golkar: Biasa Pak, Negara Maju Juga Ngimpor
Ujang menjelaskan, Presiden Jokowi sudah sering mengingatkan publik, khususnya para politisi dan elite politik agar tidak menggunakan politik identitas di Pemilu atau Pilpres 2024. Hal tersebut demi menjaga keutuhan sesama anak bangsa.
“Ini diutarakan beberapa kali. Justru sebagai kepala negara, kepala pemerintahan harus mengingatkan kepada masyarakat apalagi menjelang Pilpres, harus sering mengingatkan publik untuk menjaga kondusifitas, menjaga kesatuan dan kesatuan, harus menjaga negara ini agar tidak terpecah,” ujarnya.
Perpecahan karena beda pilihan politik sudah terjadi pada Pilpres 2019 kemarin dan Presiden Jokowi melihat bibit-bibit itu masih ada, hingga dia (Jokowi-red) selalu mengingatkan bahayanya politik identitas tersebut.
“Jangan sampai sesama anak bangsa gontok-gantokan persoalan beda pilihan, pengrusakan, persoalan menggoreng-goreng politik identitas itu. Jadi Presiden mengeluarkan pernyataan itu agar masyarakat tidak tergoyah dan terpecah,” ujarnya.
Dijelaskan dosen Universitas Al-Azhar itu, peluang terjadinya politisasi agama di Pilpres 2024 masih terbuka lebar, karena sensifitas masyarakat terhadap agama sangat tinggi, hingga disinggung sedikit langsung pada marah.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO