Menu


Menurut dr. Zaidul Akbar, Emosi yang Bertumpuk dalam Diri Akan Menjadi Biang Kerok Masalah

Menurut dr. Zaidul Akbar, Emosi yang Bertumpuk dalam Diri Akan Menjadi Biang Kerok Masalah

Kredit Foto: YouTube/dr. Zaidul Akbar Official

Konten Jatim, Jakarta -

Pendakwah yang juga praktisi pengobatan sunnah, dr. Zaidul Akbar menekankan pentingnya melenyapkan dan menghapus semua sampah emosi yang menumpuk di diri kita.

Ini penting untuk dilakukan, pasalnya kata dia, sampah emosi yang menumpuk tersebut bisa menimbulkan berbagai permasalahan, seperti masalah kesehatan.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga hati, termasuk menjaga hati dari membicarakan kejelekan atau keburukan orang lain.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Orang Berada di Jurang Kehancuran Kesehatan Gara-gara Sampah Emosi yang Berlebihan

Dengan menghindari emosi negatif semacam itu, maka, tidak akan ada banyak hal yang menumpuk di diri kita yang akan memicu terjadinya masalah atau penyakit.

"(Jadi dengan menghindari emosi negatif) nggak banyak hal-hal yang numpuk dalam diri kita yang akan menjadi pemicu atau biang kerok masalah," ujarnya dalam kanal YouTube dr. Zaidul Akbar, dikutip Konten Jatim pada Jumat (13/1/2023).

"Mungkin Anda tidak percaya, tapi saya sudah lihat sendiri bahwa ternyata semua orang yang kena tumor, kanker, semua punya sampah emosi yang tidak keluar," terangnya.

Tidak hanya itu, dalam kanal YouTube tersebut, dr. Zaidul juga menyebut bahwa banyak orang yang berada dalam jurang kehancuran kesehatan, lantaran mereka memiliki sampah emosi yang berlebihan.

"Jadi ini pesan yang paling penting. Kenapa? Karena dengan apa yang saya pelajari, saya melihat sekarang ini jutaan orang sedang berada di jurang kehancuran kesehatannya dia gara-gara sampah emosi yang berlebihan," ungkapnya.

Baca Juga: Menurut dr. Zaidul Akbar, Begini Cara Menghilangkan Sampah Emosi

"Coba bayangkan, kalau sudah dua (salah emosi dan salah makan) ini terjadi, selesai itu semua," ungkapnya.

Menurutnya jika hal itu terjadi, maka jiwa dan raganya bakal menderita.

"Jadi apa yang terjadi? Raganya menderita, ruh jiwa hatinya menderita juga," bebernya.