Menu


12 Jenis Hadits Dhaif Yang Perlu Diperhatikan Secara Seksama

12 Jenis Hadits Dhaif Yang Perlu Diperhatikan Secara Seksama

Kredit Foto: immimpangkep.ponpes.id

Konten Jatim, Depok -

Hadits dhaif merupakan istilah yang mengacu kepada jenis hadits yang asal-usulnya belum bisa dipastikan. Dan terdapat banyak sekali jenis hadits dhaif yang beredar di antara umat Muslim.

Mengacu kepada informasi dari beberapa sumber relevan yang disadur pada Kamis (12/1/2023), diketahui ada setidaknya 49 jenis hadits dhaif. Tiap-tiap hadits dhaif akan digolongkan dan dikategorikan ke salah satu jenis hadits karena alasan yang berbeda-beda.

Baca Juga: Kenapa Bisa Terbentuk Hadits Dhaif? Ternyata Ini Alasannya

Penggolongan dan pengkategorian hadits dhaif ini diketahui dilakukan oleh Muhammad bin Hibban Al-Busti atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Hibban. Dirinya merupakan sosok ilmuwan Muslim yang dikenal dengan berbagai macam teori dan temuan, serta merupakan penyusun kitab Shahih Ibnu Hibban.

Dan sebagai informasi, terdapat beberapa alasan kenapa hadits dhaif bisa beredar. Mayoritas penyebab munculnya hadits dhaif sendiri disebabkan karena sanad dan rawi, sosok yang menyebarluaskan hadits, tidak melakukan tugas dengan baik.

Baca Juga: Bingung Kulineran di Surabaya? Ke 5 Tempat Ini Saja!

Di bawah ini, ada setidaknya 12 dari 49 jenis hadits dhaif yang perlu diperhatikan oleh umat Muslim. Berikut pembahasan lengkapnya:

Jenis Hadits Dhaif

  • Mursal: Hadits yang disebutkan oleh Tabi'in langsung dari Rasulullah SAW tanpa menyebutkan siapa sahabat yang melihat atau mendengar langsung dari Rasul.
  • Mu'dhal: Hadits yang dalam sanadnya ada dua orang rawi atau lebih yang tidak dicantumkan secara berurut.
  • Munqathi: Semua hadits yang sanadnya tidak bersambung tanpa melihat letak dan keadaan putusnya sanad. Setiap hadits Mu'dhal adalah Munqathi, tetapi tidak sebaliknya.
  • Mudallas: Seseorang yang meriwayatkan hadits dari perawi fulan sementara hadits tersebut tidak didengar langsung dari perawi fulan tersebut.
  • Mudhtharib: Hadits yang diriwayatkan melalui banyak jalur dan sama-sama kuat, masing-masingnya dengan lafal berlainan atau bertentangan.
  • Syadz: Hadits yang berlawanan dengan riwayat dari orang-orang terpercaya, atau didefinisikan sebagai hadits yang hanya diriwayatkan melalui satu jalur namun perawinya tersebut kurang terpercaya.
  • Munkar: Hadits yang diriwayatkan oleh perawi kategori lemah yang menyelisihi periwayatan rawi-rawi yang terpercaya.
  • Matruk: Hadits yang di dalam sanadnya ada perawi yang tertuduh berdusta.
  • Maudhu: Hadits yang dipalsukan atas nama Nabi, di dalam perawinya ada rawi yang diketahui sering melakukan kedustaan dan pemalsuan.
  • Bathil: Sejenis Hadits palsu yang menyelisihi prinsip-prinsip syariah.
  • Mudraj: Perkataan yang diucapkan oleh selain Nabi yang ditulis bergandengan dengan Hadits Nabi. Sehingga dapat dikira sebagai bagian dari hadits.

Baca Juga: Legendaris! Ini 9 Masakan Khas Jawa Timur yang Selalu Dicari-Cari