Menu


6 Cara Menikmati Jalan-Jalan ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

6 Cara Menikmati Jalan-Jalan ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Kredit Foto: Wonderful Indonesia

Konten Jatim, Jakarta -

Pemandangan dan suasana menakjubkan milik Gunung Bromo, satu-satunya gunung berapi aktif di kawasan Taman Nasional bromo Tengger Semeru. Tak heran, taman ini jadi punya suasana menakjubkan berkat hamparan kawah yang luas sampai kabut yang sejuk.

Di taman ini, ada pula padang pasir yang lapang, bukit-bukit yang masih mudah didaki, suhu puncak yang sejuk dan dingin, sampai berbagai hal alamiah lain yang membuat siapa pun akan tertarik berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 

800 kilometer area terbentang dan dapat dinikmati, sangat disayangkan jika tak dieksplor dan hanya digunakan untuk berfoto saja. Jadi, bagaimana baiknya menikmati wisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru? Berikut ulasannya!

Baca Juga: Dukungan NasDem untuk Anies Disebut sebagai Puncak Gunung Es Perseteruan Jokowi dan Surya Paloh

1. Mencoba Sensasi Bertualang Naik Mobil Jip

Kawasan Bromo Tengger Semeru punya layanan berkendara mobil jip ke berbagai bagian kawasan, sangat cocok bagi Anda yang ingin naik mobil jip di area pegunungan. Adapun, area yang bisa dieksplor adalah Bukit Cinta, Widodaren, Kawah Bromo, Pasir Berbisik, dan Sabana.

Anda dapat melintasi berbagai jalur terjal dengan mobil ini. Meski tak bisa mengendarai jip, tak perlu khawatir karena akan ada operator yang siap memandu jalur yang aman di lewati atau bahkan menyupiri.

Kisaran harga sewa mobil jip menurut Wonderful Indonesia, mulai dari Rp600.000 hingga Rp1.250.000.

2. Foto Instagenik sambil Menyusuri Eksotisme Pasir Berbisik

Ada salah satu film dengan judul sama dengan nama tempat ini, dan terkenal pada masanya. Pegunungan dikelilingi hamparan pasir hitam luas yang membentang, deburannya bertiup sambil berbisik ke telinga dan membuat kita serasa jadi pengunjung satu-satunya di Bromo Tengger Semeru.

Menariknya, kita bisa merasakan sensasi awan yang bergerak dari tebing Kaldera Bromo turun menyentuh hamparan pasir sampai ke Gunung Bromo, jika datang ke sini di atas pukul 9 pagi. Rasanya, seperti bermain-main di atas awan!

3. Ke Bukit Cinta, Bukit Mentigen, dan Penanjakan demi Panorama Sunrise

Sunrise alias kala matahari terbit jadi salah satu masa paling diburu saat ke Bromo Tengger Semeru. Tentunya, badan bisa jadi segar saat menyaksikan terbitnya matahari di antara perbukitan, gunung, lembah, kawah, sampai padang pasir dengan suhu supersejuk.

Baca Juga: Misteri Gunung Padang Yang Sampai Sekarang Buat Orang Bingung

Kalau ingin ke sana, bisa lewat jalur pendakian Bukit Cinta, Bukit Mentigen, dan Penanjakan. Rutenya berbeda-beda untuk masing-masing rute, jadi pastikan untuk bertanya dulu kepada pemandu agar tak tersesat. Biasanya, sunrise terjadi pukul 05:30 WIB.

4. Camping di Ranu Kumbolo. Rasakan Sensasi Malam Bertabur Bintang

Usai seharian menggerakkan tubuh dan berwisata, ada baiknya kita istirahat sambil camping di Ranu Kumbolo alias danau yang disebut “surganya Gunung Semeru” ini. Ranu Kumbolo memang jadi spot favorit untuk bermalam dan menikmati matahari terbit. 

Air danau yang ada di tengah lembah bakal memantulkan taburan bintang di langit malam dan tampak keren luar biasa. Untuk harga, ada dua paket camping Ranu Kumbolo selama dua hari satu malam, yakni open trip Rp950.000,- per orang dan privat kisaran Rp1.550.000,- hingga Rp2.750.000,- per orang.

Baca Juga: Gunung Padang, Situs Megalitikum Yang Menyimpan Banyak Misteri

5. Berkunjung ke Pura Luhur Poten

Menariknya, ada pura yang terletak di tengah-tengah padang pasir di bawah kaki Gunung Bromo. Pura Luhur Poten ini sudah berdiri sejak awal abad ini. Di pura tersebut, kita dapat menemukan asimilasi budaya Jawa dan Bali yang disatukan oleh agama Hindu.

Nuansanya bakal terasa bak kembali ke zaman dulu karena pura-nya berdiri kokoh sendiri di alam luas tanpa bangunan lain.

6. Saksikan Upacara Adat Suku Tengger, Yadnya Kasada

Tak lengkap rasanya jika sudah berkunjung ke Pura Luhur Poten, tetapi tak menyaksikan upacara Yadnya Kasada milik Suku Tengger. Upacara tahunan ini biasa dilaksanakan pada hari ke-14 dan selalu saat bulan purnama muncul. 

Baca Juga: Turun Gunung Gantikan Michael Viktor Sianipar, Grace Natalie Dikritik Punya Nafsu ‘Bermain’ di DKI Jakarta

Upacaranya berlangsung 2 hari dan disiapkan langsung oleh masyarakat Suku Tengger, pemeluk agama Hindu kuno yang tempat ibadah dan caranya berbeda dari agama hindu di daerah lain.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO