Menu


Ini 6 Alasan Pesawat Sriwijaya Air Jatuh 2 Tahun Lalu

Ini 6 Alasan Pesawat Sriwijaya Air Jatuh 2 Tahun Lalu

Kredit Foto: Instagram/90,4 FM Radio Sonora Medan

Konten Jatim, Jakarta -

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 2 tahun lalu menyisakan luka berat di hati masyarakat Indonesia yang ditinggalkan keluarga atau kerabat saat kecelakaan tersebut. 

Terlebih, tragedi ini meninggalkan berbagai jejak misterius, mulai dari berbagai alasan hilang kontak sampai tak terekamnya suara pilot.

Mengutip berbagai sumber, tak terekamnya suara pilot dikarenakan sang pilot tak menggunakan headset dan gangguan alias noise tinggi 400 Hz yang menyebabkan analisis atas suara koordinasi di kokpit jadi tak memungkinkan.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Semua Isinya Tewas, Ini Kronologinya

Sementara itu, ada 6 kesimpulan dari Komite Nasional keselamatan Transportasi (KNKT) atas pemicu utama jatuhnya pesawat jenis Boeing 737-500 itu:

  1. Tahapan perbaikan sistem autothrottle yang sudah dilakukan belum mencapai bagian mekanikal.
  2. Thrust lever kanan tak mundur sesuai permintaan autopilot karena adanya hambatan pada sistem mekanikal. Hal ini menyebabkan thrust lever kiri mengkompensasi dengan terus bergerak mundur sampai terjadi kondisi asymmetry.
  3. Terlambatnya CTSM menonaktifkan autothrottle saat asymmetry yang disebabkan flight spoiler memberikan nilai yang lebih rendah. Akibatnya, asymmetry makin besar.
  4. Complacency pada otomatisasi dan confirmation bias bisa jadi telah berakibat pada kurangnya monitoring, sehingga adanya asymmetry dan penyimpangan arah penerbangan tak disadari.
  5. Meski seharusnya ke kanan, pesawat berbelok ke kiri sementara kemudi miring ke kanan. Kurangnya monitoring telah menimbulkan asumsi pesawat berbelok ke kanan sehingga terjadi tak sesuainya tindakan pemulihan.

Baca Juga: Gaya Anies Baswedan Naik Private Jet 'Digoreng' Lawan Politiknya, Waketum NasDem Beri Pembelaan: Tidak Ada Layanan Pesawat Komersil

6. Proses pelatihan oleh maskapai untuk menjamin kemampuan dan pengetahuan pilot dalam mencegah dan memulihkan kondisi upset secara efektif dan tepat waktu terpengaruhi oleh belum adanya aturan dan panduan tentang Upset Prevention and Recovery Training (UPRT).

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO