Tanggal 6 Januari diperingati sebagai Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia alias World Day for War Orphans. Hingga kini, berbagai tantangan dihadapi anak yatim piatu dan ini perlu disoroti. Pasalnya, jutaan anak secara global menjadi yatim piatu karena perang dan mengalami kesulitan hidup serta pengabaian emosional dan fisik.
Mengutip National Today, situs yang menyajikan informasi hari-hari penting, peringatan hari ini diciptakan oleh organisasi Prancis, SOS Enfants en Detresses demi meningkatkan kesadaran soal penderitaan anak-anak yatim dan memperbaiki masa depan mereka.
Baca Juga: Mengenal Hukuman Mati di Indonesia: Apa Saja Syaratnya?
Sejarah
Kehilangan orang tua memang sangat sulit, tapi kehilangan orang tua karena perang lebih parah lagi. United Nations Children’s Fund alias UNICEF atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, mendefinisikan yatim piatu sebagai setiap anak di bawah usia 18 tahun yang telah kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena sebab kematian apa pun.
Dalam perang yang terjadi selama beberapa abad terakhir, kira-kira setengah dari korban adalah warga sipil. Ini jumlah yang meningkat secara bertahap hingga tahun 2001.
“Ada hampir 140 juta anak yatim secara global, termasuk 61 juta di Asia, 52 juta di Afrika, 10 juta di Amerika Latin dan Karibia, dan 7,3 juta di Eropa Timur dan Asia Tengah,” menurut UNICEF dalam konteks tahun 2015.
Anak-anak yang kehilangan orang tuanya dalam waktu dekat karena insiden keras seperti perang, terpaksa tinggal bersama anggota keluarga yang masih hidup atau mereka masuk ke sistem panti asuh. Mereka juga besar kemungkinan menghadapi kondisi buruk seperti kekurangan gizi dan penyakit. Tentunya, tekanan emosional dan mental yang mereka alami tidak terbayangkan.
Jumlah anak yatim lebih rendah di negara maju tetapi jauh lebih tinggi di tempat-tempat yang pernah mengalami perang dan wabah penyakit. Meski begitu, beberapa anak kehilangan orang tuanya karena terpisah dari mereka selama kekacauan perang.
Baca Juga: Profil Muhammad Romahurmuziy, Politikus PPP Yang Dikeluarkan dari Penjara
Itulah yang mendasari diadakannya Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia pada tanggal 6 Januari setiap tahun, dan di masa yang sama, program kesadaran berlangsung untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada orang-orang tentang penderitaan yang terpaksa dihadapi anak-anak yatim piatu.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO