Pemerintah resmi menaikkan harga jual eceran dan tarif cukai per batang rokok. Kenaikannya bahkan mencapai 10 persen.
Terkait rokok, Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun menjelaskan makna-makna yang terkandung dalam kemasan rokok Dji Sam Soe produksi PT Sampoerna.
Cak Nun menyebut, produksi rokok Dji Sam Soe dulunya memang diperuntukkan bagi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) pada khususnya.
Baca Juga: Pengertian Mushaf dan Hukum Memegangnya Menurut KH Ahmad Zahro
“Sekarang saya tunjukkan, Dji Sam Soe, ini konsumen utamanya orang NU, karena yang menyarankan bikin rokok ini adalah gurunya mbah Hasyim, KH Ahmad Dahlan,” ujar Cak Nun, dikutip dari kanal YouTube Aby Marnos, Senin (2/1/2023).
Ia lantas mencontohkan percakapan para tokoh Islam tersebut pada masanya.
“Le, kowe dodol rokok wae, dodol mbako, ning mbakone kudu mbako meduro (Nak, kamu jual rokok saja, jual tembakau. Tapi tembakaunya harus dari Madura),” ujar Cak Nun.
Ia lantas meminta Jemaah Maiyah yang hadir untuk membacakan isi di balik kemasan Dji Sam Soe yang dibawanya.
“Dengan tembakau Madura, bintangnya berapa? sembilan, kalau NU itu bintangnya berapa?,” tanya Cak Nun.
Melalui arahan Cak Nun, salah seorang Jemaah menyebut adanya angka penjumlahan bernilai 9 dalam kemasan tersebut. Cak Nun lantas mengaitkannya dengan simbol NU.
Selanjutnya, terdapat angka 2, 3, dan 4 berjejer di kemasan yang letaknya tak jauh dari angka 9. Kata Cak Nun, ketiganya mewakili jumlah rakaat salat fardu.
“Bawahnya bintang sembilan bunyinya gimana? ada nomor berapa saja? 2, 3, 4, 2 salat subuh, 3 salat magrib, 4 dhuhur, ashar, isya,” terang Cak Nun.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Wafatnya Gus Dur, Presiden ke-4 Indonesia Yang Humoris Dan Humanis
Tak hanya itu, ada angka 5 yang tercantum pula di balik kemasan rokok tersebut. Angka lima memiliki banyak makna, salah satunya melambangkan sisi pancasilais (berjumlah 5 butir).
Selain itu, angka 5 juga melambangkan jumlah waktu salat, yaitu 5 waktu yang terdiri dari Subuh, zuhur, asar, magrib, dan isya.
Selain itu, Rukun Islam ada 5, melaksanakan 5 rukun Islam menandakan sebuah kesempurnaan.
“Bawahnya lagi, fasal 5, rukun islam 5, pancasila 5, jari kaki dan tangan 5, semua lima, karena konsumennya diperhitungkan adalah masyarakat Jawa NU,” pungkas Cak Nun.