Terbesit pertanyaan dari sejumlah kalangan Muslim di balik mengapa pemerintah selalu mengikuti tanggal dari Islam NU ketika sedang berpuasa. Padahal, di Indonesia, terdapat aliran Agama Islam lainnya yang juga cukup besar, yakni Islam Muhammadiyah.
Rupanya, jawaban dari pertanyaan ini cukup mudah. Politikus Partai NasDem Zulfan Lindan memberikan jawaban di balik alasan kenapa pemerintah menggunakan tanggal dari NU dalam berpuasa pada video YouTube kanal Total Politik, disadur pada Minggu (25/12/2022).
Baca Juga: Dr. Zaidul Akbar: Jangan Hidup Terlalu Bersih. Nggak Bagus
"Seringnya, Menteri Agama itu dari NU. Tarik mundur ke belakang, Menteri Agama yang dari Muhammadiyah itu cuma Malik Fajar di zaman Presiden BJ Habibie. Selebihnya, Menteri Agama sampai sekarang semua NU," terang Zulfan Lindan.
Dengan demikian, cukup wajar kenapa tanggal puasa di Indonesia lebih banyak mengikuti NU ketimbang Muhammadiyah. Orang yang menentukan tanggal puasa ini berasal dari NU.
Baca Juga: Jokowi Bawa Isu Istana dalam Pidato, Politikus Demokrat Temukan Kejanggalan
Meskipun begitu, hal yang berbeda terjadi ketika Presiden Soeharto masih berkuasa. Zulfan Lindan mengatakan bahwa segala macam urusan yang berkaitan dengan Agama Islam harus mengikuti rezim miliknya. NU dan Muhammadiyah tidak bisa sembarangan menentukan.
"Makanya saat itu pemerintah yang ambil alih. Khawatirnya, kalau diberikan kepada NU dan Muhammadiyah malah jadi melenceng," lanjutnya.
Lebih lanjut, Kementerian Agama saat itu lebih sering dipegang oleh orang-orang militer. Ini diharapkan supaya kondisi keagamaan di Indonesia bisa lebih terkendali dan bebas dari kepentingan baik itu dari NU maupun dari Muhammadiyah.
Baca Juga: Politikus PDIP Kecam PKS Dan Demokrat Soal Isu Istana Bakal Intervensi Pemilu
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024