Menu


Masih Gencarkan Proyek IKN di Tengah Ancaman Resesi, Pengamat: Jokowi Delusional, Panik Enggak Ada yang Dibanggain

Masih Gencarkan Proyek IKN di Tengah Ancaman Resesi, Pengamat: Jokowi Delusional, Panik Enggak Ada yang Dibanggain

Kredit Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Konten Jatim, Jakarta -

Situasi negara yang saat ini menempuh berbagai ancaman, salah satunya resesi, rupanya tak menghentikan niatan pemerintah dalam memindakan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Hal ini pun disoroti oleh Pengamat Politik Rocky Gerung. Ia bahkan memberikan kritik yang tajam mengenai proyek yersebut.

Ia bahkan menilai bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya ingin meninggalkan sebuah warisan menjelang berakhirnya masa kepemimpinannya.

Baca Juga: Begini Respon Nyeleneh Gibran Rakabuming Saat Ditanya Soal Hadiah Rumah Jokowi di Colomadu

"Presiden Jokowi sudah sangat delusional dia panik karena ngga ada lagi yang bisa dibanggakan maka dia pastikan IKN itu jadi tumpuan terakhir," katanya seperti dikutip dari channel YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (20/12/2022). 

Rocky mengungkapkan bahwa sebetulnya rakyat saat ini tak peduli dengan proyek ambisius IKN yang menghabiskan banyak dana.

Ia mengingatkan seharusnya Presiden Jokowi lebih fokus untuk membenahi Indonesia pascabadai Covid-19 lalu. 

"Orang ngga anggap itu, orang akan lihat apakah Presiden Jokowi memelaratkan masyarakat Indonesia, apakah mengeratkan demokrasi dan semua itu nol," tegasnya. 

Ia pun meragukan data investor IKN yang disebut antusias. Ia menyentil Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang dianggapnya punya tanggung jawab terhadap kebenaran data itu. 

Baca Juga: Kader PKB Beri Respon Menohok ke Projo Soal Jokowi Tiga Periode: Norak, Berasa Pemilik Republik

Rocky menilai orientasi Bahlil soal data itu hanya untuk asal presiden senang. 

"Bagi bahlil bukan tipu mungkin, itu semacam kegembiraan buat presiden. Kita tahu Bahlil antara serius dan bercanda lebih banyak candanya," katanya.

Senada dengan Rocky, sebelumnya sejumlah pengamat ekonomi juga skeptis terhadap pembangunan IKN yang diklaim akan memberikan dampak yang signifikan pada ekonomi nasional. Megaproyek IKN juga dikhawatirkan bakal menambah beban keuangan negara.

Pemerintah dinilai melakukan spekulasi dengan memulai pembangunan menggunakan APBN karena belum tentu ke depannya swasta akan tertarik.

Apalagi, IMF telah memprediksi perlambatan ekonomi global akibat perang di Ukraina serta naiknya harga-harga kebutuhan dasar, yang mendorong para investor untuk berinvestasi di aset-aset yang aman.

Baca Juga: Masinton Pasaribu Sebut Penyuara Isu Tiga Periode Jokowi Sebagai Pengkhianat

Di sisi lain Anggota Komisi V DPR, Irwan Fecho menilai revisi UU IKN terkesan demi menutupi kesalahan perencanaan dan pembiayaan yang serampangan. Ia juga meragukan klaim soal jumlah investor IKN. 

"Namun saat kunjungan Banggar DPR ke Dubai dan Abu Dhabi, saya berkesempatan langsung tanya dengan pihak Dubai Islamic Bank, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) juga Abu Dhabi Developmental Holding Company (ADQ). Jawab mereka semua adalah tidak ada. Mereka justru mempertanyakan pemerintah mau bikin apa, peta jalan investasinya apa? Mereka belum melihat sesuatu dari IKN ini. Jika itu benar, artinya data investasi swasta oleh pemerintah terkait IKN itu bohong. Ya, bisa dikatakan itu harapan palsu bagi rakyat," ucap Irwan.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.