Menu


Dukung Muhammad Adil yang Protes Ketidakadilan Pembagian DBH Migas, Anggota DPRD Meranti: Kalau Kita Diam Saja, Minyak Makin Lama Habis

Dukung Muhammad Adil yang Protes Ketidakadilan Pembagian DBH Migas, Anggota DPRD Meranti: Kalau Kita Diam Saja, Minyak Makin Lama Habis

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Jakarta -

Anggota DPRD Meranti, Sopiandi mengungkapkan dukungannya pada Bupati Meranti Muhammad Adil mengenai dana bagi hasil (DBH) migas.

"Saya mendukung penuh perjuangan Bupati Meranti Muhammad Adil yang baru-baru ini menyatakan daerah penghasil seperti Meranti, DBH-nya sangat kecil sekali. Padahal kita termasuk kabupaten termiskin dan daerah perbatasan di Riau," ujar Sopandi.

Dia memandang aturan yang mengatur pembagian DBH Migas belum sepenuhnya adil bagi daerah penghasil, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Baca Juga: Dukung Bupati Meranti yang Meradang soal DBH Migas, Mantan Dosen UI: Muhammad Adil Itu Sudah Robinhood

Sesuai dengan amanat undang-undang tersebut, untuk minyak bumi dibagi dengan imbangan 85 persen untuk pemerintah pusat dan 15 persen untuk pemerintah daerah.

"Harusnya paling tidak, bagi hasil bisa menjadi 50 persen untuk daerah penghasil dan 50 persen untuk pusat. Kalau 15 persen, apa yang mau kita bangun di Riau ini. Contohnya Meranti hampir 41 ribu lebih penduduk bergantung nasib di Malaysia, kalau tidak bekerja di sana mau makan apa," beber politisi PAN itu.

Sopandi menilai persoalan ini bisa menjadi refleksi khususnya bagi kabupaten kota lainnya di Riau. 

Dia mengajak kepala daerah, gubernur, bahkan anggota DPR RI dapil Riau untuk mendukung agar aturan pembagian DBH dilakukan peninjauan kembali oleh pemerintah pusat.

"Saya berharap para kepala daerah di Riau, baik itu bupati, walikota, Gubernur Riau hingga anggota DPR RI asal Riau bisa saling bahu-membahu dan mendukung perjuangan ini. Di sini kita tidak bisa bekerja sendiri. Kalau kita diam saja, minyak makin lama makin habis. Kalau tidak dari sekarang kapan lagi kita mau mensejahterakan masyarakat Riau," ujarnya.

Baca Juga: Didesak Minta Maaf Gegara Kemenkeu 'Iblis dan Setan', Bupati Meranti Malah Mengelak: Enggak Perlulah, Itu Kan Pertanyaan Bukan Pernyataan

"Padahal di Riau ini masih banyak infrastruktur yang sangat minim, bahkan ada daerah yang tidak ada sama sekali merasa dampak pembangunan," tambah Sopandi.

"Sehingga dengan ini, aturan DBH migas bagi daerah penghasil seperti Riau ditinjau kembali. Karena porsinya sangat jauh sekali dengan yang didapat oleh Riau, " ucapnya.

Pemerintah pusat, harusnya memperhitungkan sekaligus memberikan perhatian pada daerah perbatasan seperti Kepulauan Meranti, Bengkalis, Dumai, Siak, Inhil dan Rohil.

Infrastruktur jalan dan beberapa sektor lainnya di daerah tersebut masih sangat minim.

"Saya merasakan itu, karena saya tinggal di daerah perbatasan yakni Pulau Rangsang, yang berbatasan langsung dengan Malaysia," tegasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.