Menu


Apa Yang Menjadi Perbedaan Gempa Tektonik dan Gempa Vulkanik?

Apa Yang Menjadi Perbedaan Gempa Tektonik dan Gempa Vulkanik?

Kredit Foto: Unsplash

Konten Jatim, Depok -

Gempa tektonik dan gempa vulkanik bisa menjadi sesuatu yang cukup sulit untuk dibedakan. Terlebih, di atas permukaan, apa yang orang-orang rasakan hanyalah getaran gempa tanpa mengetahui asal sumber gempa itu sendiri. 

Namun, jika masuk ke dalam permukaan tanah, maka perbedaan gempa tektonik dan gempa vulkanik mulai terlihat dengan jelas. Secara mendasar, perbedaan gempa tektonik dan gempa vulkanik dapat dilihat dari apa yeng menyebabkan gempa tersebut.

Baca Juga: Daftar Gempa Bumi Megathrust di Indonesia: Ada Yang Sampai 9,1 Magnitudo

Mengutip dari sejumlah sumber berbeda pada Kamis (15/12/2022), gempa tektonik disebabkan karena adanya pergeseran lempeng bumi atau lempeng tektonik. Sementara gempa vulkanik terjadi karena adanya aktivitas magma dari sebuah gunung api.

Di Planet Bumi, setidaknya terdapat 7 lempeng tektonik yang menyusun permukaan planet ini, mulai dari Lempeng Afrika, Lempeng Antartika, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan dan Lempeng Pasifik.

Baca Juga: Mengenal Sesar Semangko, Sesar Terpanjang di Indonesia

Pergeseran lempeng tersebut akan menyebabkan gempa tektonik. Jenis gempa tektonik dapat dikatakan cukup umum terjadi di Indonesia, karena lokasi negara ini yang terletak di antara Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik.

Untuk itu, mayoritas gempa yang terjadi di Indonesia termasuk dalam kategori gempa tektonik. Contoh dari gempa ini yaitu gempa di Aceh tahun 2004, gempa di Bengkulu tahun 2007, gempa di Donggala tahun 2018 dan gempa di Cianjur tahun 2022.

Sementara gempa vulkanik, sesuai dengan namanya, terjadi karena adanya aktivitas vulkanik atau pergerakan magma pada sebuah gunung api.

Baca Juga: Apa Itu Sesar Yang Menyebabkan Gempa Bumi?

Peristiwa gempa vulkanik akan terus berlangsung selama gunung api sedang memiliki aktivitas vulkanik. Jadi, masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah gunung api berpotensi merasakan gempa vulkanik sampai aktivitas vulkanik berakhir.

Meskipun lebih jarang terjadi, gempa vulkanik di Indonesia tetap berbahaya dan bisa menyebabkan korban jiwa. Terlebih, tidak jarang gempa vulkanik diikuti dengan letusan gunung api. Beberapa gempa vulkanik yang pernah terjadi di Indonesia adalah gempa Gunung Merapi tahun 2010 dan gempa Anak Gunung Krakatau tahun 2019.

Baca Juga: Daftar Gempa Bumi Megathrust di Indonesia: Ada Yang Sampai 9,1 Magnitudo

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO