Menu


Kabupaten Sidoarjo, Saksi Sejarah Mengalirnya Lumpur Panas Yang Tak Kunjung Berhenti

Kabupaten Sidoarjo, Saksi Sejarah Mengalirnya Lumpur Panas Yang Tak Kunjung Berhenti

Kredit Foto: iStock

Konten Jatim, Depok -

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu dari 29 kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Terdapat beberapa hal menarik yang bisa dibahas mengenai kabupaten yang memiliki beragam julukan ini.

Dibandingkan dengan mayoritas kabupaten lain di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo "hanya" memiliki luas wilayah sebesar 719,63 km2. Dan total penduduk kabupaten ini yaitu sebanyak 2.082.801 jiwa berdasarkan data dari situs resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo yang disadur pada Selasa (13/12/2022).

Baca Juga: Konsep Maiyah Yang Diusung Cak Nun, Penuh Kehangatan Dan Kebersamaan

Hal tersebut menjadikan Kabupaten Sidoarjo sebagai kabupaten terpadat ketiga di Provinsi Jawa Timur. Dan dengan ini, kepadatan Kabupaten Sidoarjo yakni sebesar 2.703,13 jiwa per km2.

Tercatat bahwa Kabupaten Sidoarjo memiliki tanggal berdiri resmi pada 31 Januari 1859. Di masa itu, Kabupaten Sidoarjo masih merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya dan berada di bawah kolonialisme Belanda. Sebelum dijajah Belanda, Kabupaten Sidoarjo merupakan pusat Kerajaan Janggala.

Baca Juga: Peran Cak Nun dalam Lengsernya Soeharto Dan Reformasi 1998

Sesaat setelah kemerdekaan Indonesia, sempat ada usaha dari Belanda dan Inggris untuk kembali menduduki Indonesia. Tahun 1946, Kabupaten Sidoarjo menjadi wilayah yang diperebutkan Indonesia dan aliansi Belanda-Inggris, sebelum akhirnya mereka meninggalkan negara ini.

Terdapat banyak julukan yang disematkan masyarakat terhadap Kabupaten Sidoarjo, dikarenakan kabupaten ini mempunyai beberapa hal terkenal di dalamnya.

Julukan yang dimaksud di sini mulai dari Kota Delta, Kota Udang, Kota Bandeng dan mungkin julukan paling memilukan, Kota Lumpur, mengacu kepada peristiwa banjir lumpur panas yang terjadi pada 29 Mei 2006.

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini: Semi Final Pesta Bola Dunia 2022 Qatar

Lumpur panas yang diduga karena kesalahan PT Lapindo dalam memperhitungkan kedalaman pengeboran sumur ini mencatatkan kerugian yang begitu besar untuk Kabupaten Sidoarjo, tercatat mencapai Rp. 45 triliun. Lebih buruk, lumpur ini diprediksi belum akan berhenti sampai dengan ratusan tahun.

Kini, bersamaan dengan sejumlah tempat wisata lain seperti Monumen Jayandaru, Museum Mpu Tantular dan Candi Dermo, lokasi lumpur panas mengalir menjadi tempat wisata yang ramai dikunjungi wisatawan kota lain yang dinamakan Wisata Lumpur Lapindo.

Baca Juga: Cak Nun: Kalau Gagal Usaha, Jangan Pergi ke Dukun atau Pesugihan

Saat ini, Kabupaten Sidoarjo dipimpin oleh Bupati Ahmad Muhdor Ali didampingi oleh Wakil Bupati Subandi. Keduanya menjabat sejak Februari 2021 lalu.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024