Menu


Berbicara soal Kondisi Ekonomi Global, Presiden Jokowi Tak Ingin Menakut-nakuti

Berbicara soal Kondisi Ekonomi Global, Presiden Jokowi Tak Ingin Menakut-nakuti

Kredit Foto: Doc. Presiden RI

Konten Jatim, Jakarta -

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pidato yang penuh optimisme di hadapan para CEO yang hadir di Istana Negara, Jumat (2/12).

RI 1 itu menyebut bahwa kondisi ekonomi global memang sedang menakutkan, namun ia tidak mau berbicara soal itu. Ia ingin fokus dengan potensi dan kekuatan ekonomi yang dimiliki saat ini.

Dengan mengoptimalkan kekuatan yang ada, Jokowi yakin dalam waktu yang tak lama lagi, ekonomi Indonesia akan meloncat dari negara berkembang menjadi negara maju.

Baca Juga: Rocky Gerung: Jokowi Sudah Ada pada Titik Jenuh

Pidato tersebut disampaikan dalam acara Kompas 100 CEO Forum 2022 yang bertajuk "Membuat Terang di Tahun Menantang".

Di awal pidatonya, Jokowi menyebut bahwa dia tak ingin bicara mengenai persoalan global, khawatir nanti ada yang bilang selalu menakut-nakuti setiap melakukan sambutan.

Jokowi mengaku sengaja kembali menyampaikan soal optimisme, sebab Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar yang seringkali terlupakan, antara lain sumber daya alam (SDA) batu bara, minyak sawit, dan berbagai tambang mineral seperti nikel, tembaga, bauksit, timah, dan sebagainya.

Potensi lain adalah SDM yang besar.

Jokowi mengungkapkan, Indonesia sebenarnya sudah lama menganut keterbukaan ekonomi.

Investor asing bisa menanamkan modalnya di dalam negeri, namun itu saja belum cukup untuk menjadikan Indonesia maju.

Ia lantas menyoroti Korea Selatan dan Taiwan.

Ekonomi dua negara itu bisa cepat melompat dari negara berkembang menjadi negara maju, sebab dua negara itu membuat produk yang dibutuhkan negara lain.

Baca Juga: Soal Gimik Rambut Putih dan Kerutan Wajah, Rocky Gerung: Jokowi Sebenarnya Sedang Cemas

Kata Jokowi, ini yang harus ditiru.

Menurut dia, salah satu strateginya adalah bagaimana membuat banyak negara tergantung pada Indonesia.

Jokowi menyampaikan, salah satu contoh desain industri yaitu membangun ekosistem baterai mobil listrik atau EV battery.

Untuk membangun industri ini, kata Jokowi, Indonesia mempunyai sumber daya alamnya: nikel, bauksit, timah, tembaga. Satu yang tidak ada, yaitu litium, tapi Australia punya.

Jokowi mengaku sudah berkomunikasi dengan PM Australia untuk membeli litium dari Australia, dan dipersilakan.

Persoalan yang cukup sulit, kata Jokowi, adalah mengintegrasikan semuanya, karena bahan mentah itu ada di tempat yang berbeda. Tembaga di Papua dan di Sumbawa, nikel di Sulawesi, bauksit di Kalimantan Barat dan Kepri.

Jika industri ini jadi, Jokowi yakin Indonesia tak perlu lagi cari investor ke mana-mana, karena mereka yang akan datang sendiri.

Melalui bekerja sama dengan BUMN dan transfer teknologi, Jokowi yakin dalam waktu yang tak lama lagi, Indonesia akan menjadi negara maju.

Jokowi pun mengajak para pengusaha untuk ambil bagian dalam proyek ini.

Baca Juga: Dukung Prabowo Namun Bermain Mata dengan Ganjar, Rocky Gerung: Presiden Jokowi Sendiri Cemas

Kalau ini jadi, Indonesia tak perlu lagi mengekspor bahan mentah, karena industri-industri yang berkaitan dengan baterai seperti industri otomotif, industri pesawat, akan berdatangan.

Jika ekosistem industri baterai itu jadi, lanjut Jokowi, penerimaan pajak akan meloncat, ekonomi akan semakin berputar untuk meningkatkan kesejahteraan.

Jokowi paham, situasi ekonomi saat ini memang tidak mudah, namun, sekali lagi, semuanya harus tetap optimis meskipun harus penuh dengan kewaspadaan.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Rakyat Merdeka.