Aksi Deklarasi Anies Baswedan sebagai presiden periode 2024-2029 diwarnai keributan.
Penyebabnya tak lain karena adanya beberapa atribut ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di acara deklarasi tersebut.
Padahal sebelumnya, panitia acara sudah mewanti-wanti peserta untuk tidak membawa atribut dan bendera HTI ke atas panggung.
Namun saat deklarasi dimulai, bendera HTI itu muncul di atas panggung dan terlihat oleh banyak orang.
Munculnya bendera HTI itu pun membuat geram sejumlah panitia acara Deklarasi Anies Baswedan sebagai presiden.
Bahkan dari video yang berhasil direkam reporter Suara.com, terlihat tiga orang pria tengah cekcok dengan satu orang pria yang mengenakan peci hitam.
"Antum sayang enggak sama pak Anies," tanya salah satu pria saat sedang menyecar.
"Kamu peserta doang, kan?," timpal pria lainnya.
Baca Juga: Terkuak, Ini Orang-orang yang Terlibat di Acara Deklarasi Anies Presiden di Bidakara
Keributan pun hampir terjadi saat pria yang memakai peci hitam hendak menjawab pertanyaan dua orang panitia tersebut.
Namun belum sempat terdengar, ucapan pria yang memakai peci hitam itu pun kembali ditimpa oleh tiga orang panitia acara.
Salah satu dari ketiga panitia itu bahkan memberi arahan tegas bahwa pihaknya tidak mau menjebak Anies Baswedan.
"Kita enggak mau ngejebak pak Anies!," ucap pria yang mengenakan kemeja putih dengan nada suara agak meninggi.
Karena itu ketiga panitia tersebut meminta pria yang memakai peci hitam untuk berdiam diri agar tak membuat acara deklarasi menjadi kacau.
Akan tetapi, di tengah ketegangan itu muncul satu pria lainnya yang mengenakan kemeja batik tampak membela pria yang memakai peci hitam.
Baca Juga: Subhanallah! Prabowo Dibilang Udah Dapat Hidayah Gara-gara Omongannya Ini
Pria berkemeja batik itu tak terima bahwa bendera yang dibawa temannya itu dihubung-hubungkan dengan ormas terlarang.
Menurutnya bendera dengan tulisan laa ilaaha illallaah bukan hanya HTI yang punya.
Ketegangan antara panitia acara dan peserta itu kemudian mereda usai seseorang menghampiri dan naik ke atas panggung.
Seseorang tersebut kemudian menurunkan bendera HTI dan menggantinya dengan sang Merah Putih.
"Sudah merah putih saja," katanya.
Seperti diketahui, aksi Deklarasi Anies Baswedan Presiden 2024 itu digagas oleh massa yang mengatasnamakan diri Majelis Sang Presiden.
Diketahui, massa tersebut merupakan kumpulan orang-orang eks narapidana teroris, eks HTI, dan eks anggota Front Pembela Islam (FPI).
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO