Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tampaknya berhasil memecah suara dua tokoh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait dukungan ke partainya.
Keduanya adalah Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan mantan Ketua Umumnya, Said Aqil Siradj.
Di satu sisi, Gus Yahya menegaskan seluruh partai politik (Parpol) untuk tidak menjadikan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu senjata dalam kompetisi politik.
Pada beberapa kesempatan, ia menyampaikan bahwa NU akan tetap netral, termasuk jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
NU akan menarik batas yang tegas dengan kekuatan politik manapun, termasuk dengan PKB yang pada sejarahnya didirikan oleh para tokoh NU.
Menurutnya, sikap NU yang berpihak pada Parpol tertentu justu akan memberikan contoh sikap tak adil bagi bangsa dan negara. Sehingga, NU tidak akan menjadi basis konsolidasi politik praktis.
Berbanding terbalik dengan yang dibilang penerusnya, Said Aqil Siradj justru disebut-sebut bakal mendampingi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk kampanye jelang Pilpres.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024