Salah satu pengguna sosial media menyoroti perbedaan dari Partai Gerindra di masa lalu dan masa kini yang terkesan kontradiktif.
Dahulu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sangat tak setuju dengan besaran angka presidential threshold di tahun 2017 yang menyentuh hingga angka 20 persen.
Menurut Prabowo saat itu, besaran angka tersebut dianggap sebagai lelucon politik yang berniat menipu rakyatnya.
Namun, di awal tahun 2022, Gerindra justru tak lagi mempermasalahkan besaran persentase itu.
Lantas, pengguna sosial media pun menganggap tindakan partai tersebut dilakukan karena partai tersebut tak lagi bisa dikatakan kecil.
“Waktu kami masih partai kecil kami tidak setuju rakyat ditipu, kini kami sudah jd partai besar, tentu kami ingin ikut menipu, iya gak sih?” tulis akun @hipohan pada Senin (21/11/2022).
Waktu kami masih partai kecil kami tidak setuju rakyat ditipu, kini kami sudah jd partai besar, tentu kami ingin ikut menipu, iya gak sih ? ???? pic.twitter.com/uvs4rBVslI
— Lukman Simandjuntak (@hipohan) November 21, 2022
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024