Menu


Dulu Pengusung, Sekarang Justru Nasdem Bilang Ahok yang Mainkan Politik Identitas di Pilkada DKI 2017

Dulu Pengusung, Sekarang Justru Nasdem Bilang Ahok yang Mainkan Politik Identitas di Pilkada DKI 2017

Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.

Konten Jatim, Jakarta -

Ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie ikut turun tangan soal tudingan politik identitas yang dialamatkan pada bakal calon presiden (capres) mereka, Anies Baswedan. Pernyataannya itu adalah sebagai responsnya atas tudingan politik identitas Anies Baswedan dari analis politik Boni Hargens.

Chorie menilai bahwa politik identitas yang terjadi bukanlah karena Anies Baswedan, melainkan justru karena Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu sendiri.

Dia lebih lanjut menilai bahwa awalnya adalah karena Ahok yang seorang Kristiani mengutip dan menafsirkan ayat Alquran.

Baca Juga: Cewek yang Murtad dari Islam Ini Beri Pesan ke Daniel Mananta yang Diisukan Mualaf

"Lahirnya pemilu Jakarta yang seperti itu sebetulnya faktor utamanya bukan Anies, tapi Ahok. Orang Kristen, Cina, mengutip ayat Alquran. Berangkatnya dari situ yang menafsirkan ayat semaunya, di sini sebetulnya titik tolaknya," ujarnya pada Kamis (17/11/2022).

Menurutnya, adanya reaksi yang berbau agama adalah respons dari aksi Ahok itu sendiri. Framing seolah-olah politik identitas dimainkan Anies itu justru tidak faktual dan harus dibantah.

"Kemudian ada reaksi dari aksi Ahok. Kemudian ada reaksi yang berbau agama itu kemudian dijadikan satu framing seolah ini politik identitas dan dialamatkan kepada Anies. Ini yang harus kita bantah, itu ahistoris. Itu tidak faktual, itu karangan, itu framing," lanjutnya.

Dia juga kembali menekankan bahwa faktor utama terjadinya politik identitas pada Pilkada DKI 2017 adalah Ahok, sosok yang dahulu mereka usung.

Baca Juga: Musuh Lama Habib Rizieq Ternyata Gak Senang Istrinya Patuh sama Guru Ngaji

"Jadi faktor utamanya yang menampilkan politik identitas adalah Ahok, yang waktu itu kita (Nasdem) dukung karena kinerjanya dan segala macam," tegasnya.

Menurutnya, adanya reaksi masyarakat atas ucapan Ahok itu sangat logis dan wajar, sebab mayoritas penganut agama di Indonesia adalah Islam.

"Reaksi itu dari mayoritas rakyat di mana Indonesia itu mayoritas muslim, lah kemudian ada berbau-bau agama seperti itu, itu logis. Secara filosofis, masuk akal, secara sosiologis tidak bisa dihindarkan, secara yuridis boleh," terangnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO