Satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat masih menjadi fokus sejumlah pihak, termasuk kepolisian.
Kasus kematian yang cukup janggal itu masih berusaha didalami karena dugaan kematian karena kelaparan dianggap belum tentu benar.
Pasalnya, keluarga tersebut dianggap jauh dari kata kurang mampu, bahkan saat masih dekat dengan pihak keluarga diketahui sering memberikan makanan dan hadiah.
Berdasarkan pengakuan dari masyarakat setempat dan pernyataan pihak kepolisian, kini diduga kuat adanya kesengajaan di dalam kematian empat orang dewasa tersebut.
Dugaan ini pun tak sembarangan diberikan mengingat beberapa kejanggalan yang baru terkuak setelah beberapa hari keempat mayat ditemukan.
Tercium Bau Anyir Sejak Februari
Tetangga yang tinggal di sebelah rumah para korban yang tewas, Tio, mengaku bahwa dirinya sempat merasakan ada yang janggal sejak lama.
Tak hanya melihat salah satu keluarga keluar rumah dengan kaki yang diikat plastik hitam pada tiga bulan yang lalu, ia juga mengaku mencium bau yang cukup menyengat.
Bau ini sendiri sudah ada cukup lama, yakni pada bulan Februari hingga Maret.
Tio pun menyebutkan bahwa bau tersebut memang terkesan seperti bau anyir, tetapi baunya tidak semenyengat saat para tetangga meminta Ketua RT untuk memeriksa rumah tersebut.
Bau ini pun belum bisa dipastikan apakah berkaitan dengan kematian salah satu korban pertama atau tidak.
Korban yang Tewas Pertama Ditutupi Kematiannya
Kapolsek Metro Kalideres AKP Syafri Wasdar mengungkapkan fakta baru terkait kematian satu keluarga yang tewas di Kalideres.
Menurut pengakuannya, pihak kepolisian menemukan adanya bedak bayi dan kapur barus di sekitar korban.
Kedua benda ini pun dikatakan dapat menyerap bau yang tidak sedap, yakni bau dari hasil pembusukan.
“Itu ditemukan ada beberapa bekas bedak bayi dan kapur barus, menurut dokter itu untuk menghilangkan bau,” ujarnya.
Dari hasil autopsi, keempat korban diketahui meninggal di waktu yang berbeda. Hal ini teridentifikasi dari waktu pembusukan yang tak sama.
Petugas Jumantik Dilarang Masuk Rumah
Pada bulan September lalu, Juru Pemantau Jentik (Jumantik) sempat mendatangi kediaman keluarga tersebut.
Jumantik yang biasanya akan masuk ke rumah untuk memeriksa langsung kondisi air tergenang itu rupanya dilarang masuk oleh salah satu korban yang tewas.
Meskipun tak disebutkan siapa salah satu korban yang menemuinya, kuat dugaan bahwa dilarangnya pihak Jumantik masuk berkaitan dengan kematian dari anggota keluarga yang lain.
Lantas, pihak keluarga yang menemui Jumantik itu memberikan opsi lain untuk membantu jalannya pemeriksaan.
Sebagai gantinya, ia memberikan laporan dengan memberikan foto keadaan rumahnya kepada pihak Jumantik.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO