Oknum anggota TNI diduga melakukan pemerkosaan terhadap seorang siswi SMA di Kota Surabaya berinisial A (16) pada saat akan mengambil beasiswa sekolah, Senin (22/1/2024).
Ayah korban, LSA (57), mengatakan bahwa pagi itu putrinya izin terlambat ke sekolah karena mau mengambil beasiswa pemuda tangguh di Bank Jatim bersama temannya.
“Anak ini dapat beasiswa, tiap bulan dapat Rp200 ribu diambil di bank,” ucap ayah korban, dikutip dari suarasurabaya.net.
Menurut ayah korban, putrinya itu janji bertemu temannya di dekat Monumen Kapal Selam (Monkasel) di Jalan Pemuda, Surabaya.
Di saat itulah korban bertemu dengan terduga pelaku dan kemudian mereka berkenalan. Menurut keterangan korban, terduga pelaku meminta bantuan untuk diantar ke salah satu bank.
“(Terduga) pelaku minta tolong ke bank karena dia mengaku bukan orang sini (Surabaya, red),” ujar pria berusia 57 tahun itu.
Korban akhirnya bersedia mengantar dengan dibonceng mengendarai sepeda motor Scoopy milik terduga pelaku. Kemudian mereka mampir ke minimarket dan bank.
Ketika berada di minimarket, ayah korban menyebut jika terduga pelaku sempat memeluk anaknya. Tidak berselang lama, korban diajak ke salah satu hotel Jalan Pasar Kembang, Surabaya.
“Setelah diajak ke minimarket, dia (korban) mulai (curiga), kok dirangkul. Setelah itu masuk ke hotel karena dia (terduga pelaku) sudah menginap di sana sebelumnya,” tuturnya.
Ketika masuk ke dalam kamar hotel, terduga pelaku sempat mendekap tubuh korban hingga tidak bisa bergerak.
“Sempat dipiting karena (terduga pelaku) besar. Korban kecil, jadi tidak bisa berontak,” tuturnya.
Korban lantas berusaha keluar dari kamar pelaku dengan alasan ada tugas dari guru yang harus segera dikerjakan. “Ditunjukkan, akhirnya dia (terduga pelaku) percaya. Akhirnya keluar,” imbuh sang ayah.
Korban lantas memesan driver ojek online (ojol) supaya segera pergi dari hotel. Selama perjalanan korban terus menangis tiada hentinya karena syok.
Ia pun menceritakan secara singkat kejadian yang dialami kepada driver ojol. Sang driver lalu mengantar korban ke Satpol PP yang ditemui di jalan. Yang kemudian diantar ke Polsek Sawahan.
Siswi kelas X SMA itu lalu menghubungi ayahnya supaya segera bergegas menuju Polsek Sawahan tanpa menceritakan kejadian yang dialami.
LSA pun langsung bergegas menuju ke Polsek Sawahan untuk menemui putrinya. Sesampainya di Mapolsek, sang ayah mendapat kabar kalau anaknya mengalami pendarahan.
“Anaknya masih pendarahan. Luka di alat vital. Katanya dipiting, orangnya berbadan besar,” ucap ayah korban.
Tidak berselang lama, Polisi Militer datang ke Polsek Sawahan. Setelah diperiksa petugas, terduga pelaku diamankan menggunakan mobil Mobilio warna putih pada Senin (22/1/2024) siang.
Sementara, korban mendapat penanganan medis oleh tim medis di Polsek Sawahan. Kemudian dibawa anggota Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya untuk dilakukan visum.
Sementara itu, AKBP Hendro Sukmono Kasatreskrim Polrestabes Surabaya tak menjelaskan secara detail terkait hal itu. Tapi ia menegaskan bahwa kasus itu ditangani oleh pihak TNI.
“Sudah ditangani POM TNI,” kata Hendro ditemui setelah jumpa pers, di Polrestabes Surabaya, Senin siang.
Terpisah, RP pekerja hotel membenarkan peristiwa pagi itu. Dia mengaku, terduga pelaku masuk dan memverifikasi reservasi kamar sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, ia sudah bersama korban dan langsung masuk ke kamar yang dituju.
“Langsung (masuk hotel), iya. Posisi dia (terduga pelaku) datang bayar langsung masuk. Iya (sambil mengajak korban),” ungkapnya.
Namun, RP dan sejumlah rekan kerjanya seketika terkejut karena melihat korban turun sambil menangis. Kemudian, minta dipesankan ojol untuk menjemput dan mengantarnya ke kantor polisi terdekat.
“Oleh ojol dilaporkan ke polisi,” ucapnya.
Petugas hotel itu juga mengaku, sekitar 30 menit setelah korban pergi, petugas kepolisian bersama Satpol PP Kota Surabaya mendatangi hotel. Jumlahnya sekitar sepuluh orang.
Terduga pelaku kemudian dibawa polisi ke Mapolsek. Polisi baru mengetahui bila terduga pelaku adalah oknum anggota TNI setelah mengecek identitasnya. Kemudian pihak kepolisian berkoordinasi dengan Polisi Militer.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO