Kabupaten Malang, Jawa Timur, tercatat memiliki laporan kasus bunuh diri cukup tinggi sepanjang 2023. Peningkatannya mencapai 52,38 persen dibanding 2022.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Malang AKBP Putu Kholis Aryana menyampaikan data tersebut saat Press Conference Akhir Tahun 2023, pada Selasa (26/12/2023).
Dibeberkan Kholis, ada peningktan sebanyak 11 kasus di tahun 2023. Dengan rincian, selama tahun 2022 terdapat 21 kasus.
Sementara itu, hingga Januari sampai dengan Senin (25/12/2023) kemarin, kasus bunuh diri tercatat sebanyak 32 kasus.
“Ada peningkatan kasus bunuh diri di Kabupaten Malang, ada sebesar 52,38 persen peningkatan atau sebanyak 11 kasus,” ujar Kholis, seperti dikutip dari blok-a.com.
Sementara itu, faktor yang paling tinggi penyebab bunuh diri sendiri di antaranya yakni korban memiliki penyakit menahun, depresi hingga memiliki masalah perihal hutang piutang.
“Faktor menderita sakit menahun seperti diabetes, stroke, komplikasi sebesar 41,5 persen, korban mengalami depresi sebanyak 26,41 persen, korban memiliki masalah hutang sebesar 22,64 persen dan faktor tidak diketahui sebesar 9,43 persen,” bebernya.
Menurutnya, terdapat faktor kombinasi yang saling berhubungan di Kabupaten Malang. Di antaranya, yakni faktor sakit menahun dengan faktor depresi.
“Ada catatan yang kami identifikasi, tidak berdiri sendiri dalam fenomena bundir tapi ada faktor kombinasi. Seperti faktor sakit menahun dengan depresi. Mereka depresi karena sakit tak kunjung sembuh sehingga memilih jalan bundir. Faktor beban mental karena tingginya utang, faktor ini saling berhubungan,” jelasnya.
Sejumlah antisipasi maupun upaya juga dilakukan oleh jajaran Polres Malang untuk keluarga korban maupun korban yang gagal melakukan bunuh diri.
“Langkah yang dilakukan salah satunya assesment psikolog awal dan trauma healing yang dilakukan oleh Polres Malang bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPPA) Kabupaten Malang,” ujarnya.
Di tahun 2023, kata Kholis, Polres Malang juga berhasil menggagalkan percobaan bunuh diri yang akan dilakukan oleh seorang ibu bersama anak di Bululawang, Kabupaten Malang.
“Kita berhasil cegah dan di treatment, langkah-langkah ini kami lakukan bersama dengan Pemda. Seperti melakukan edukasi, pendampingan psikolog terhadap warga yang memiliki potensi bundir,” pungkasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO