Kenaikan harga cabai hingga Rp80 ribu per kilogram membuat pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bergerak cepat meresponsnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang Hairil Diani mengatakan akan melakukan percepatan untuk menanam cabai guna menekan kenaikan harga komoditas tersebut.
"Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat upaya penanaman, sehingga pasokan komoditas cabai rawit bisa tercukupi," kata Hairil, dikutip dari Antara.
Hairil mengungkapkan, kenaikan harga cabai khususnya di Kabupaten Lumajang disebabkan oleh turunnya produktivitas. Pada gilirannya, ini memengaruhi angka inflasi kabupaten.
"Kenaikan harga cabai rawit, salah satunya dipengaruhi dengan turunnya produktivitas hasil pertanian, akibat El Nino atau kemarau berkepanjangan," tuturnya.
Menurut dia, saat ini produktivitas cabai menurun karena biasanya produksi bisa mencapai 50 kuintal setiap hektare, namun kali ini petani hanya bisa memperoleh satu kali petik itu 14,5 sampai 15 kuintal setiap hektare.
"Hal itu menyebabkan stok di pasaran tentunya berkurang dan mekanisme pasar akhirnya menyebabkan harga cabai rawit melambung tinggi," katanya.
Ia berharap pada awal musim hujan nanti sudah bisa dilakukan penanaman baru untuk perluasan tanaman cabai, sehingga produksinya meningkat dan di pasaran bisa tercukupi.
Pantauan harga sejumlah bahan pokok di Pasar Sukodono Lumajang di antaranya beras premium mengalami penurunan dari Rp14.000 menjadi Rp13.00 per kilogram, sedangkan harga beras medium mengalami kenaikan dari Rp10.800 menjadi Rp10.900 per kilogram.
Harga gula pasir sebesar Rp16.500 per kilogram, minyak goreng curah Rp16.000 per kilogram, telur ayam ras Rp26.000 per kilogram, cabai rawit Rp90 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp70.000 per kilogram, bawang merah Rp24.000 per kilogram.
Pemkab Lumajang terus berupaya melakukan pengendalian laju inflasi, salah satunya dengan cara menjaga stabilisasi harga pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024