Ketua Yayasan Sanggar Budaya Pakdhe Windy Meiliyah mengapresiasi International Mask Festival (IMF) 2023 yang menampilkan Tari Topeng Kaliwungu yang digelar di nDalem Djojokoesoeman, Kota Surakarta.
"Alhamdulillah penampilan Tari Topeng Kaliwungu sangat mencuri perhatian masyarakat yang datang, kalau yang lain topeng klasik yang dikemas dengan kreasi, kita juga kolaborasikan dengan Jaran Slining yang masih tahap WBTB (Warisan Budaya Tak Benda)," kata Windy, dilansir dari laman Pemkab Lumajang.
Ia melanjutkan, bahwa International Mask Festival menjadi ajang bergengsi bagi seni tari topeng untuk memperkenalkan, mempromosikan, mengembangkan topeng Indonesia yang merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia di kancah global.
"Kita dapat undangan dari IMF untuk tampil, kita kolaborasi dengan Pemkab Lumajang dan disambut baik, akhirnya kita bisa berangkat dengan fasilitas Dinas Pendidikan," terang dia.
Selain itu, diungkapkan Windy, bahwa IMF tahun ini merupakan perhelatan yang kesepuluh dan terinspirasi oleh festival serupa dari Korea Selatan.
Sebanyak 33 delegasi dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Taiwan, Ekuador, Republik Korea, dan Kamboja, berpartisipasi dalam IMF tahun ini dengan berbagai pertunjukan seni topeng dari negara masing-masing.
Event tersebut diramaikan oleh penampil dari dalam dan luar negeri. Untuk penampil dalam negeri ada dari Surakarta, NTB, Tenggarong, Cirebon, Palopo, Banjarmasin, Lumajang. Yogyakarta, Jakarta, Pati, Kalimantan Tengah, Palangka Raya, dan Karanganyar.
Sedangkan, penampil dari luar negeri berasal dari Taiwan, Korea Selatan, dan Kamboja. Windy menjelaskan bahwa IMF menjadi ajang pertukaran budaya baik kebudayaan lokal maupun dengan kebudayaan dari luar negeri.
"Misi kami tari bukan hanya soal pertunjukan, tetapi semua lini, misi kebudayaan dan pariwisata dan tentang Lumajang, harapan kami someday mereka bisa datang ke Lumajang," harapnya.
Ia menambahkan, bahwa Yayasan Sanggar Budaya Pakdhe melibatkan penari-penari terbaik gabungan dari beberapa sanggar tari di Lumajang. Hal ini dilakukannya agar semakin banyak penari di Lumajang yang percaya diri mengenalkan tarian khas Lumajang ke kancah nasional maupun global.
"Ini bisa lebih menyatukan kesenian yang ada di Lumajang, dibantu dengan pemegang kebijakan, bersinergi memperkenalkan kebudayaan di Lumajang, tidak hanya menjadi tamu di luar, tapi bisa menjadi tuan rumah yang baik dari kebudayaan yang ada di nusantara," harapnya.
Windy juga berharap Pemerintah Kabupaten Lumajang dapat memasukkan topeng kaliwungu di dunia pendidikan melalui muatan Lokal yang disesuaikan per jenjang.
"Sudah saya mulai dengan mengolah kurikulum untuk materi topeng dari tingkat PAUD sampai SMA baik dari kognitif, afektif dan psikomotorik, juga menyesuaikan dg kurikulum merdeka, terutama filosofi Ki Hadjar Dewantara dan pembelajaran diferensiasi," pungkasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO