Menu


Tips Selamatkan Diri dari Bencana Alam buat Malang yang Rawan Gempa, Banjir, dan Tsunami

Tips Selamatkan Diri dari Bencana Alam buat Malang yang Rawan Gempa, Banjir, dan Tsunami

Kredit Foto: Unsplash

Konten Jatim, Malang -

Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Malang mulai melakukan antisipasi bahaya bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi di sejumlah titik, jelang musim penghujan.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim hujan akan tiba pada akhir November mendatang. Untuk itu, persiapan mulai di matangkan untuk meminimalisir dampak yang terjadi.

Mulai dari mempersiapkan personil, logistik hingga memastikan alat berat dan alat pendeteksi dini bencana dapat berfungsi dan digunakan sewaktu-waktu.

Bencana yang berpotensi terjadi di Kabupaten Malag diantaranya yakni bencana banjir bandang, tanah longsor, tanah gerak, gempa bumi hingga tsunami.

Menurut data BPBD Kabupaten Malang, sejumlah titik yang diketahui rawan longsor dan tanah gerak ada di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Tumpang, Poncokusumo, Ampelgading, Tirtoyudo, hingga Desa Srimulyo Kecamatan Dampit.

Sedangkan untuk wilayah rawan banjir berada di Kecamatan Lawang, Singosari, Karangploso, hingga Pakis.

Sementara itu, untuk angin kencang dan pohon tumbang berada di wilayah Kecamatan Pakis, Poncokusumo, Jabung, Tumpang, Kepanjen, Bululawang, Pagak, Dau, Pujon, Ngantang, Kasembon.

Kendati demikian, meskipun sudah dipetakan wilayah rawan bencana, namun bagi wilayah selain yang tidak disebutkan juga perlu melakukan antisipasi.

Sebab, datangnya bencana tidak dapat diprediksi dimana dan kapanpun tanpa mengenal waktu dan tempat.

Untuk itu, kalian perlu mengetahui cara menyelamatkan diri dari bencana yang berpotensi terjadi, sehingga dapat menekan risiko cedera dan bahaya lainnya.

1. Saat gempa bumi

Terdapat cara dasar untuk menyelamatkan diri saat gempa bumi. Saat terjadi gempa, cara terbaik untuk menyelamatkan diri adalah dengan metode drop, cover, hold on.

Alias, harus menurunkan posisi tubuh yang lebih rendah, mencari penutup kepala dan leher, dan tetap berada dan berlindung di tempat tersebut hingga gempa berhenti.

Kalian dapat berlindung di bawah meja, namu pastikan meja tersebut kokoh. Tetap berlindung di tempat sampai guncangan berhenti.

Jika kalian berada di luar ruangan, bukan berarti kalian aman dari gempa. Sebab, di luar ruangan bisa jadi tidak aman, apabila kalian berada di dekat tiang listrik atau bahkan gedung bertingkat.

Selain itu, kalian juga harus menjauhi lubang pembuangan, saluran bahan bakar dan gas, tiang listrik maupun telepon serta bangunan.

Sedangkan, jika kalian sedang berkendara, maka sebaiknya hentikan kendaraan kalian dan parkirlah di sebelah kiri bahu jalan, jauhi persimpangan.

Jika ada, maka ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memerhatikan lingkungan sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.

2. Saat banjir bandang

Jika terjadi banjir, maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

Pastikan kalian siap untuk dilakukan evakuasi, namun sebelum meninggalkan rumah kalian perlu memastikan semua jaringan listrik mati dan lakukan penonaktifan alat-alat elektronik yang masih terhubung dengan listrik.

Kalian juga perlu mewaspadai arus bagian bawah, seperti saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang tergenang air.

Pastikan tidak berjalan di arus air, sebab arus air akan berubah sewaktu-waktu. Pastikan berpijak pada objek yang tidak bergerak ataupun rapuh.

Jika diperlukan, bawalah tongkat untuk memastikan kedalaman air saat berjalan untuk menghindari terjatuh dan terjebak di lubang saluran air.

Setelah air banjir mulai surut, tetap waspada adanya banjir susulan serta risiko-risiko lain yang dimungkinkan dapat terjadi.

Selain itu, perlu juga berhati-hati untuk memilih pijakan. Sebab, usai air surut dikhawatirkan banyak jalan yang kropos lalu ambles.

3. Saat bencana tsunami

Bencana tsunami paling sering dialami di dataran rendah, seperti di bibir pantai serta wilayah yang berdekatan langsung dengan pantai.

Bencana tsunami juga tak jarang diawali dengan adanya gempa bumi yang cukup besar dan terjadi di dasar pantai.

Untuk itu, segera jauhi pantai dan area pesisir. Tinggalkan pantai dan bergeraklah ke arah yang lebih tinggi dan lebih aman.

Usahakan untuk tetap tenang dan berusaha mencari tempat yang lebih tinggi setelah gelombang tsunami reda, seperti bukit atau bangunan yang kokoh.

Biasanya, terdapat alat pendeteksi dini bencana alam yakni Early Warning System (EWS) yang tepasang di titik rawan bencana. Untuk itu, jika terdapat sirine berbunyi pada alat tersebut maka dipastikan bencana akan segera datang.

Untuk itu, segera tinggalkan daerah rendah dan pergilah ke tempat yang lebih tinggi, seperti bukit, gedung bertingkat, atau tanah tinggi untuk perlindungan dari gelombang tsunami yang bisa menghancurkan wilayah rendah.

Hindari berlindung di jembatan, sebab bencana tsunami juga kerap merusak, menghancurkan bahkan memutus jembatan dengan mudah.

Jika terjebak di tengah perairan selama tsunami, cari benda-benda yang dapat digunakan sebagai pelampung seperti papan, kayu atau benda apapun yang bisa mengapung.

Berikut sederet tips untuk menyelamatkan diri saat bencana alam terjadi, coba diingat-ingat dan lakukan jika bencana terjadi di daerah kalian untuk meminimalisir resiko cedera dan bahaya lainnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Blok-a.com.