Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi para petani di Desa Karang Tinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban yang menggunakan pupuk organik dalam penanaman padi.
"Ini sangat menarik bahwa ada kesadaran kolektif para petani gapoktan untuk bisa menggunakan pupuk organik. Ini bisa dijadikan percontohan bagi kabupaten/kota lain tidak hanya di Jawa Timur, tapi ke seluruh Indonesia," kata Khofifah dalam keterangannya.
Khofifah juga berkesempatan menanam padi varietas inpari 32 bersama dengan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, Kepala Dinas Pertanian Jatim Dydik Rudy Prasetya, dan Forkopimda Tuban.
Pupuk organik yang digunakan para petani adalah Mutiara Hitam yang merupakan Hasil Pembelajaran Kelompok Tani Karang Tani II Desa Karang Tinoto.
Khofifah menuturkan, petani menggunakan perbandingan satu banding enam atas penggunaan pupuk kimia dan organik.
"Banyak sekali manfaat dari penggunaan pupuk organik, antara lain unsur hara terjaga, ekosistem tanah membaik, pohon relatif kuat atas hama dan sebagainya," jelasnya.
Lebih detilnya, penggunaan pupuk organik dilakukan pada tiap 10 hari sekali. Penggunaannya tiap satu petak sawah dengan luas kurang lebih 200 meter persegi (m²) memerlukan 4 karung besar pupuk organik (50 kilogram/karung besar).
“Bahkan produktivitasnya hasil panen meningkat dari semula rata-rata tujuh ton per hektare (Ha) menjadi 11-12 ton per hektar saat menggunakan pupuk organik. Padahal biasanya, hasil panen akan turun dulu pada awal penggunaan pupuk organik. Inilah yang bisa dijadikan referensi bagi wilayah lain,” jelasnya.
“Ini sudah panen keempat, dari awalnya tujuh ton hingga ke 12 ton. Pertama bahwa saat menggunakan organik, operational costnya turun tetapi produktivitasnya meningkat. Jadi nilai tambah cukup signifikan bisa dirasakan oleh para petani. Sehingga banyak sekali multiplayer efek dari penggunaan organik dan kemudian peningkatan produktivitas,” imbuhnya detil.
Para petani di Desa Karang Tinoto pun cukup mudah dan murah untuk mendapatkan pupuk organik tersebut.
Selain itu, upaya percepatan tanam padi ini memanfaatkan irigasi teknis yang tersedia di Desa Karangtinoto yang memiliki indeks pertanaman (IP) 3 atau bisa menanam padi 3 kali dalam setahun.
Varietas yang ditanam merupakan varietas unggul Inpari 32 dengan produktivitas rata-rata 11-12 ton/Ha.
Terkait potensi kemarau berkepanjangan daerah, Khofifah mengatakan, bahwa kekeringan di kabupaten/kota Jawa Timur bisa ditanggulangi secara strategis. Salah satunya adalah dengan pengadaan sumur-sumur bor di lahan sawah.
"Saya sudah menyampaikan bahwa yang melakukan trial dan success adalah dengan membuat sumur-sumur bor di lahan sawah. Rata-rata di daerah Mataraman sudah menggunakan sumur bor untuk pengairan sawah di saat musim kemarau saat ini juga diterapkan di beberapa daerah lain," katanya.
"Jadi ketika kemarau tiba irigasi teknis bisa dilakukan sehingga indeks pertanaman di Desa Karang Tinoto ini tetap IP3 (Padi-Padi-Padi)," tambahnya.
Di akhir, dirinya mengajak seluruh petani di Indonesia untuk menyampaikan pesan bahwa penggunaan pupuk organik ini lebih murah dan bisa meningkatkan produksi pertanian.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan