Menu


Kisah Kerajaan Mataram Kuno (Bag.6): Kehidupan Masa Lalu di Kerajaan

Kisah Kerajaan Mataram Kuno (Bag.6): Kehidupan Masa Lalu di Kerajaan

Kredit Foto: Wikimedia Commons/Michael J. Lowe

Konten Jatim, Jakarta -

Kerajaan Medang atau populer disebut sebagai Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kedatuan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Jawa pada abad ke-8 masehi oleh Sanjaya.

Prasasti Canggal (732 M) mendokumentasikan dekrit Sanjaya. Raja pertama Mataram Kuno itu menyatakan dirinya sebagai penguasa universal Medang.

Para sejarawan kemudian mengidentifikasi nama kerajaan ini sebagai Mataram. Namun secara etimologi nama "Mataram" berasal dari istilah bahasa Sanskerta yang berarti "ibu".

Nama Medang muncul kemudian dalam prasasti Anjuk Ladang, prasasti Sangguran, prasasti Paradah dan beberapa prasasti yang ditemukan di Jawa Timur.

Bukan cuma penamaan terkait Mataram Kuno saja yang menarik. Kehidupan di kedatuan tersebut di masa jayanya pun menarik untuk diulas.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut kehidupan masa lalu di Kerajaan Mataram Kuno terbagi atas lima kategori pada Selasa (12/9/2023).

1. Kehidupan Politik

Kehidupan politik di Kerajaan Mataram Kuno dipengaruhi oleh wangsa yang menjadi pemerintahnya. Wangsa ini berasal dari agama Hindu dan Buddha. Faktor perbedaan kedua agama ini juga menjadi perpecahan antara wangsa satu dengan yang lain.

Hal ini yang memperumit situasi politiknya. Walaupun begitu, pada akhirnya perpecahan politik dapat diselesaikan karena toleransi agama yang dijunjung tinggi.

Sistem birokrasi di kerajaan ini juga sangat rapi. Dalam sistem pemerintahannya, terdapat posisi jabatan yang disebut Rakryan dengan berbagai tugas berbeda. Tugas-tugas itu meliputi administrasi, penguasa daerah, dan juga pembantu raja.

2. Kehidupan Ekonomi

Pada masa pendiriannya, ekonomi Kerajaan Mataram Kuno berasal dari kegiatan pertanian agraris. Padi menjadi komoditas utama untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.

Selain itu, kegiatan beternak dan bercocok tanam menjadi salah satu penopang ekonominya. Hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut diperdagangkan ke berbagai wilayah di Pulau Jawa.

3. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial pada masa Kerajaan Mataram Kuno sendiri sangat dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Buddha. Walaupun ajarannya berbeda, toleransi yang dijunjung di kerajaan ini sangatlah tinggi.

Oleh karena itu, secara sosial rakyat yang beragama Hindu dan Buddha bisa hidup berdampingan meskipun sempat terjadi perebutan kekuasaan antar wangsa akibat perbedaan kedua ajarannya.

4. Kehidupan Agama

Agama sangat mempengaruhi sistem pemerintahan Mataram Kuno. Wangsa-wangsa yang pernah memerintah kerajaan ini memiliki corak agama yang berbeda yaitu Hindu atau Buddha. 

Perbedaan ini sempat menimbulkan perpecahan dengan timbulnya perebutan kekuasaan. Walaupun begitu, toleransi tetap dijunjung tinggi sehingga pihak-pihak yang berselisih paham atas dasar agama bersatu kembali.

5. Kehidupan Kebudayaan

Kehidupan kebudayaan di Kerajaan Mataram Kuno juga sangat dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Peninggalannya yang berupa berbagai candi mencerminkan corak dari agama Hindu dan Buddha pada bentuk bangunannya.

Budaya toleransi juga menjadi hal yang sangat dijunjung tinggi oleh kerajaan ini. Hal ini dibuktikan dengan berdamainya dua wangsa karena sadar akan nilai toleransi yang menjadi hal utama.

Peribadatan dari kedua agama ini dapat dilakukan secara bersamaan tanpa permusuhan antara umatnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024