Menu


Kisah Kerajaan Mataram Kuno (Bag.4): Dyah Balitung, Raja Terbesar Kerajaan

Kisah Kerajaan Mataram Kuno (Bag.4): Dyah Balitung, Raja Terbesar Kerajaan

Kredit Foto: CEPhoto/Uwe Aranas

Konten Jatim, Depok -

Di masanya, Kerajaan Mataram Kuno pernah menjadi kerajaan yang menguasai Pulau Jawa dan sejumlah pulau lain di Indonesia. Mereka memiliki pengaruh kuat, menyaingi kerajaan besar lain di masa itu, yakni Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan.

Kebesaran Kerajaan Mataram Kuno tentunya tidak terjadi hanya dalam jangka waktu hari atau minggu. Prosesnya berjalan panjang dan melibatkan banyak tokoh penting. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sosok yang membawa Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaan adalah Raja Dyah Balitung.

Siapa sebenarnya Dyah Balitung yang terkenal membawa Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan? Berikut penjelasannya menyadur beberapa sumber pada Kamis (31/8/2023).

Baca Juga: Kisah Kerajaan Mataram Kuno (Bag.1): Proses Berdirinya Kerajaan

Dyah Balitung

Awal Mula Kekuasaan

Raja Dyah Balitung, atau dengan gelar abhiseka Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmodaya Mahasambu, memegang peran penting dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno. 

Ia menjadi sosok yang mampu membawa kerajaannya menuju puncak kejayaan. Masa pemerintahannya, dari 9 Juni 898 hingga pertengahan tahun 910, menjadi tonggak sejarah yang tak terlupakan.

Menurut analisis para sejarawan, Dyah Balitung mungkin berhasil naik takhta karena pernikahannya dengan putri raja sebelumnya, Rakai Watuhumalang. Pernikahan ini bisa jadi strategi politik untuk meraih dukungan dalam merebut takhta. 

Sebelumnya, Kerajaan Medang mengalami perpecahan, dan Dyah Balitung dianggap berhasil mengambil alih kekuasaan dari Rakai Gurunwangi dan Rakai Limus. Konsolidasi kekuasaan ini penting dalam membawa kembali stabilitas politik ke dalam kerajaan yang pernah terpecah.

Dyah Balitung memerintah dengan bijaksana dan berhasil membawa Kerajaan Mataram Kuno mencapai kejayaannya. Ia memiliki visi yang kuat untuk memperluas wilayah kekuasaannya. 

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman