Menu


Mengenal Rumah Adat Suku Tengger yang Istimewa dan Bermakna

Mengenal Rumah Adat Suku Tengger yang Istimewa dan Bermakna

Kredit Foto: Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo

Konten Jatim, Depok -

Bentuk kebudayaan Indonesia tidak hanya berbentuk makanan, pakaian, tarian, atau kesenian saja. Salah satu kebudayaan yang mungkin sudah banyak dilupakan orang-orang adalah rumah adat atau rumah tradisional.

Ini bisa dimaklumi, mengingat dewasa ini, orang-orang lebih banyak tinggal di rumah modern yang terbuat dari bata dan semen. Berbeda dengan rumah adat yang umumnya terbuat dari kayu atau bambu, yang seringkali dianggap lebih rentan.

Padahal, rumah adat yang dibangun oleh suku-suku tertentu memiliki keistimewaan dan maknanya tersendiri. Salah satunya adalah rumah adat Suku Tengger di Jawa Timur.

Rumah Adat Suku Tengger

Melansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Minggu (27/8/2023), rumah adat Suku Tengger, yang menghuni daerah lereng Gunung Bromo, memancarkan kekayaan budaya dan kearifan lokal. 

Dalam pandangan budaya Tengger, rumah tradisional ini memiliki peran dan makna mendalam. Meskipun sudah jarang ditemukan di zaman sekarang, elemen-elemen penting dari rumah adat Tengger tetap hadir dalam bentuk rumah modern.

Rumah tradisional Suku Tengger terdiri dari tiga ruangan utama yang memiliki fungsi dan kegunaan yang unik. Pertama, "Padhayohan" adalah ruangan untuk menerima tamu. Kemudian, "Peturon" adalah kamar tidur, dan yang ketiga adalah "Pawon" atau "Pedharingan" yang berfungsi sebagai dapur. 

Setiap ruangan ini memiliki perangkat dan perabot yang lazim ditemukan dalam rumah tradisional masyarakat Tengger. 

Misalnya, sanggar yang terletak di sisi timur rumah, berperan sebagai tempat untuk "mendudukkan" roh leluhur, termasuk Roh Raden Bagus Tunggulsari yang bersemayam di Punden Tunggul Payung atau Tunggul Sari.

Secara fisik, rumah adat Tengger umumnya memiliki struktur kayu sebagai bahan utama konstruksinya. Lokasinya yang berada di lereng Gunung Bromo, mempengaruhi desain bentuknya yang telah teradaptasi dengan lingkungan sekitar. 

Salah satu ciri khasnya adalah tidak memiliki lantai yang beranjak tinggi, serta hanya memiliki dua jendela. Atap rumah adat Tengger biasanya berbentuk atap kampung atau limasan. Rumah adat Suku Tengger menyimpan akar budaya yang dalam dan menggambarkan keterkaitan spiritual dengan alam dan leluhur. 

Konstruksi serta desainnya telah berkembang sejalan dengan kebutuhan dan nilai-nilai tradisional masyarakat Tengger. Meskipun kini rumah adat ini semakin langka, penting bagi kita untuk menjaga dan menghargai warisan budaya yang telah menghiasi daerah lereng Gunung Bromo ini selama berabad-abad.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024