Ngawi menyimpan peninggalan Belanda yang masih terlihat megah dan kokoh saat ini. Namanya Benteng Van den Bosh atau dikenal juga dengan nama Benteng Pendem Ngawi.
Benteng Van den Bosh masuk wilayah Keluharan Pelem, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Benteng ini diketahui dibangun pada abad ke-19.
Baca Juga: Waduk Wonorejo di Tulungagung, Bendungan Terbesar Se-Asia Tenggara
Alasan Pembangunan Benteng Van den Bosch ini berawal ketika Ngawi berhasil diduduki Belanda pada 1825. Ngawi saat itu memang dikenal sebagai pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur.
Belanda ingin mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Ngawi serta menguasai jalur perdagangan. Oleh sebab itu, akhirnya memutuskan untuk membangun benteng yang akhirnya dinamai Benteng Van den Bosch.
Lokasinya benteng pun strategis yaitu berada di pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun. Pembangunan benteng ini selesai dibangun pada 1845 dan digunakan sebagai hunian bagi 250 tentara Belanda dan 60 kavaleri.
Mengutip laman Direktori Pariwisata, Benteng Van den Bosch dikelilingi oleh tanah yangg tinggi hingga benteng nyaris tidak terlihat. Terdapat sungai yang mengelilingi benteng.
Belanda menggunakan benteng ini sebagai perlindungan ketika melawan perjuangan Pangeran Diponegoro. Di benteng ini juga terdapat makam K.H Muhammad Nursalim, seorang ulama besar yang juga merupakan pejuang dan pengikut Pangeran Diponegoro.
Ia ditangkap Belanda dan diketahui dipenjara dan dikubur hidup-hidup. Muhammad Nursalim juga dikenal sebagai sosok penyebar agama Islam pertama kali di wilayah Ngawi.
Denah Benteng Van den Bosch
Di dalam benteng terdapat banyak ruangan yang dibatasi oleh tembok. Ada ruang pimpinan, pasukan, dan gudang amunisi.
Pada bagian gerbang, terdapat gerigi khas tempo dulu, dengan bentuknya yang melengkung di bagian atas. Gerbang dibangun persegi panjang sehingga menutupi bangunan utama.
Di bangunan utama, terdiri dari dua lantai yang memanjang dan berbentuk persegi panjang. Ada juga penjara yang berada di bagian pojok kiri dan kanan bangunan.
Pada era penjajahan Jepang, Benteng Van den Bosch dialhikan menjadi penjara. Pada Februari 1943 hingga Februari 1944, tercatat 1.580 pria ditahan di bangunan ini. Jumlah tersebut semakin bertambah hingga menjelang kemerdekaan Indonesia.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024