Menu


Pengertian Atsar: Etimologi, Sejarah, dan Fungsinya

Pengertian Atsar: Etimologi, Sejarah, dan Fungsinya

Kredit Foto: Pixabay/Fauzan My

Konten Jatim, Depok -

Umat Islam diberkahi dengan berbagai sumber pengetahuan soal kehidupan beragama. Ada Al-Qur’an yang sudah pasti memandu para Muslim menuju jalan terang. Ada juga hadits yang menuntun umat Islam untuk menjadi lebih dekat dengan-Nya.

Keberadaan dua hal tersebut membantu para Muslim, terlebih ulama dan cendekiawan Muslim dalam menentukan mana yang boleh dan mana yang dilarang. Hasil-hasil tafsir dari hadits maupun ayat Al-Qur’an ini nantinya akan menghasilkan ijma.

Meskipun begitu, tidak hanya Al-Qur’an, hadits, atau ijma saja yang bisa menuntun umat Islam. Hal-hal sederhana seperti ucapan dan tindakan sahabat Rasulullah SAW atau tabi’in juga bisa membantu para Muslim. Hal tersebut dinamakan “atsar”.

Baca Juga: Pengertian Takdir dalam Islam: Definisi, Etimologi dan Makna

Pengertian Atsar

Melansir situs Bina Qur’ani dan beberapa sumber lain pada Jumat (25/8/2023), pengertian atsar dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang disandarkan pada tabi’in. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada pernyataan, tindakan, atau ucapan yang berasal dari para ulama salaf, sahabat, tabi'in, dan individu terkait.

Secara lebih rinci, atsar adalah bentuk jamak dari utsur yang sering digunakan dalam pembicaraan para fuqaha (ahli fikih) untuk merujuk pada perkataan dan perbuatan dari para ulama masa lalu. 

Dalam ruang keilmuan, terdapat variasi pandangan di antara para ulama mengenai definisi atsar. Sebagai contoh, ada pendapat yang menyamakan makna atsar dengan hadits, sehingga istilah atsar digunakan untuk menggambarkan apa yang berasal dari Nabi. 

Baca Juga: Pengertian Manasik Haji: Definisi, Tata Cara, dan Langkah-Langkahnya

Namun, pendapat lain mengklasifikasikan keduanya secara terpisah. Misalnya, ulama dari Khurasan membatasi penggunaan kata atsar hanya untuk merujuk pada ucapan para sahabat atau hadits mauquf (berakhir pada sahabat) sementara kata-kata Nabi atau hadits marfu' (berakhir pada Nabi) disebut sebagai khabar.

Meskipun terdapat perbedaan pandangan, atsar secara umum diterima sebagai entitas yang lebih luas daripada hadits atau khabar. 

Tampilkan Semua Halaman