Menu


Kisah Kerajaan Singasari (Bag.3): Runtuhnya Kerajaan Singasari

Kisah Kerajaan Singasari (Bag.3): Runtuhnya Kerajaan Singasari

Kredit Foto: Hotel Riche

Konten Jatim, Depok -

Di masa lampau, Kerajaan Singasari sempat memegang titel sebagai kerajaan terbesar dan terkuat di Indonesia. Di masa kepemimpinan Kertanegara, kerajaan ini menguasai hampir seluruh wilayah di Indonesia dan bahkan berekspansi sampai wilayah-wilayah lain.

Raja Kertanegara memang punya keinginan menyatukan seluruh kerajaan di Tanah Air. Dan Kerajaan Singasari memiliki sumber daya melimpah, mulai dari manusia sampai alam, membuat mereka mampu mewujudkan hal tersebut.

Namun, tidak ada yang abadi. Pada akhirnya, Kerajaan Singasari yang perkasa dan seakan sulit untuk ditaklukkan, mengalami keruntuhan.

Baca Juga: Kisah Kerajaan Singasari (Bag.1): Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari

Runtuhnya Kerajaan Singasari

Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, dikutip pada Senin (14/8/2023), runtuhnya Kerajaan Singasari merupakan hasil dari kombinasi pemberontakan internal dan ancaman eksternal yang menghancurkan kestabilan dan kekuasaan kerajaan tersebut.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Singasari adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, bupati Gelanggelang. Pemberontakan ini memiliki akar dari dendam pribadi Jayakatwang terhadap Wangsa Rajasa.

Baca Juga: Kisah Kerajaan Singasari (Bag.2): Masa Kejayaan Kerajaan Singasari

Jayakatwang, yang telah merebut kekuasaan dari Kerajaan Kediri, akhirnya membunuh keluarganya. Pemberontakan ini menunjukkan kelemahan dalam struktur pemerintahan dan pengaruh politik di Singasari.

Pada saat pemberontakan terjadi, Kertanegara sedang sibuk mengirim pasukannya ke luar Jawa untuk menaklukkan wilayah-wilayah lain. Hal ini membuat pertahanan dalam kerajaan menjadi lemah dan memberikan peluang kepada Jayakatwang untuk melancarkan aksinya. 

Pemberontakan yang dilakukan Jayakatwang ini berujung pada kematian Raja Kertanegara dan runtuhnya Kerajaan Singasari. Selain itu, ancaman eksternal yang turut berperan dalam runtuhnya Singasari datang dari bangsa Mongol di bawah kepemimpinan Kubilai Khan. 

Pada tahun 1280 dan 1281, Kubilai Khan mengirim utusan dan tuntutan kepada Singasari. Permintaan ini melibatkan penyerahan kekuasaan Singasari kepada Mongol serta pengiriman seorang pangeran sebagai bukti tunduknya kerajaan tersebut.

Baca Juga: Kisah Kerajaan Majapahit (Bag. 3): Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Namun, Kertanegara merespons tuntutan tersebut dengan cara yang provokatif, menolak tunduk kepada Mongol dan bahkan melukai utusan Kubilai Khan. Tanggapan ini memicu kemarahan Kubilai Khan, yang kemudian memutuskan untuk menyerang Singasari. 

Meskipun serangan Mongol belum berhasil terealisasi akibat pemberontakan Jayakatwang yang terjadi secara bersamaan, ancaman tersebut telah menambah beban pada kerajaan yang telah lemah karena konflik internal.

Baca Juga: Kisah Kerajaan Majapahit (Bag. 4): 7 Peninggalan Kerajaan Majapahit

Terbentuk Kerajaan Baru

Runtuhnya Kerajaan Singasari menandai berakhirnya masa kejayaan dan dominasinya di Nusantara. Namun, dari puing-puing keruntuhan tersebut, muncullah penerus yang akan melanjutkan warisan Singasari. 

Raden Wijaya, cucu Narasingamurti, mampu meloloskan diri dari pemberontakan dan menjadi tokoh kunci dalam berdirinya Kerajaan Majapahit. Dengan dukungan dan taktik cerdik, Raden Wijaya akhirnya mengusir pasukan Mongol keluar dari Jawa dan mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan dari Singasari.

Dan pada akhirnya, Kerajaan Majapahit juga mampu mewujudkan impian Kertanegara untuk menyatukan kerajaan-kerajaan di Tanah Air, dan bisa dikatakan memiliki dampak lebih besar dari pendahulunya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO