Ada salah satu oleh-oleh khas Gresik yang unik dan nikmat. Namanya pudak, rasa manisnya bersumber dari gula yang merupakan bahan bakunya.
Pudak memiliki bentuk yang khas karena dibungkus dengan pangkal daun pinang yang disamak terlebih dahulu untuk memisahkan kulit dalam dan kulit luar.
Baca Juga: Jenang Mirah Khas Ponorogo, Awalnya Dijajakan Keliling Kini Dikenal hingga Mancanegara
Hanya bagian dalam daun yang bisa digunakan untuk membungkus pudak karena lebih tebal dan halus sedangkan kulit bagian luar dibuang.
Mengutip buku Kearifan Lokal Kemasan Penganan Tradisional oleh Listia Natadjaja dan Elisabeth Yuwono, ibu Suharsih mengungkap asal-usul pudak Gresik.
Ibu Suharsih adalah generasi ketiga pembuat pudak. Neneknya yang biasa disapa Emak, mulai membuat dan menjual pudak sekitar 1949, tepatnya pada saat kondisi masih berada pada zaman perang yang serba sulit.
Sepulang dari pengungsian di Lamongan dan Bojonegoro, Emak belum tahu harus apa. Kemudian ada yang menyarankan untuk berjualan pudak, karena makanan tersebut mengenyangkan seperti nasi namun lebih praktis.
Selain itu, saat itu juga masih kesulitan bahan makanan, sementara pudak bisa disimpan dalam waktu lama.
Cara Membuat Pudak
Mengutip laman Kemdikbud, pudak dibuat dengan cara dikukus. Bahan baku adalah tepung beras, gula pasir/gula Jawa, dan santan kelapa yang dibungkus dengan ope (pelepah daun pinang).
Selain bahan-bahan tersebut, pudak juga ada yang terbuat dari sagu dan biasa disebut pudak sagu. Terdapat tiga macam pudak antara lain; pudak putih (berbahan gula pasir), pudak merah (berbahan gula merah), dan pudak sagu (berbahan sagu).
Bukan sekadar makanan, pudak adalah kebanggaan masyarakat Gresik. Bahkan pudak banyak dikreasikan dalam bentuk ilustrasi kaos dan cinderamata sebagai ikon Gresik.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024