Isra Mikraj adalah rangkaian peristiwa yang terjadi kepada Nabi Muhammad SAW, dimulai pada 27 Rajab ketika Beliau terbang menuju Masjidil Haram untuk beribadah dan dibawa ke langit ketujuh untuk bertemu langsung dengan Allah SWT.
Peristiwa ini menjadi salah satu kejadian penting dalam sejarah Agama Islam. Adapun langit ketujuh yang dimaksud di sini dikenal dengan istilah Sidratul Muntaha, salah satu tempat penting yang menjadi awal mula peribadatan umat Islam di masa sekarang.
Berikut pengertian Sidratul Muntaha beserta lokasi dan maknanya bagi para Muslim, dikutip dari situs Nahdlatul Ulama pada Jumat (11/8/2023).
Baca Juga: Pengertian Isra Mikraj dalam Islam: Kronologi dan Tujuan Pelaksanaan
Pengertian Sidratul Muntaha
Sidratul Muntaha, merujuk pada suatu entitas spiritual yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW. Kata "sidrat" berasal dari bahasa Arab yang mengacu pada pohon bidara, sementara "muntaha" berarti tempat berkesudahan atau puncak.
Secara harfiah, Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai "bidara yang berkesudahan". Dalam Al-Qur'an, istilah sidrat atau sidrah disebutkan dalam beberapa ayat yang menunjukkan pengertian yang mendalam dan simbolis.
Pada beberapa ayat, sidrat mengacu pada pohon bidara, namun dalam ayat tertentu, khususnya Q.S. An-Najm ayat 14, istilah Sidratul Muntaha muncul sebagai tempat yang memiliki makna luar biasa.
Baca Juga: Makna Peristiwa Isra Mikraj: Wujud Kasih Sayang Allah Kepada Umat-Nya
Sidratul Muntaha menjadi tempat penting dalam peristiwa Isra Mikraj, saat Nabi Muhammad SAW menjalani perjalanan spiritual dan mengalami pertemuan dengan Allah SWT. Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa Nabi Muhammad telah melihat Malaikat Jibril dalam rupa yang asli di Sidratul Muntaha.
Lokasi Sidratul Muntaha sendiri menimbulkan perdebatan di kalangan ulama. Beberapa hadis menyebutkan bahwa Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh, sementara ada yang mengatakan bahwa cabangnya mencapai langit ketujuh dari langit keenam. Pada dasarnya, lokasi sebenarnya mungkin hanya diketahui oleh Allah SWT.
Sidratul Muntaha memiliki makna simbolis yang mendalam dalam ajaran Islam. Tempat ini dianggap sebagai puncak spiritualitas dan pengetahuan yang hanya dapat dicapai oleh Rasulullah SAW. Sidratul Muntaha menjadi titik temu antara dimensi manusia dan dunia spiritual yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, peristiwa di Sidratul Muntaha melambangkan ketinggian spiritual Nabi Muhammad SAW dan pengakuan Allah SWT terhadap statusnya sebagai Nabi dan Rasul yang terpilih.
Dalam deskripsinya, Sidratul Muntaha digambarkan sebagai pohon yang sangat besar dan kokoh, dengan daun-daun sebesar telinga gajah dan buah-buahnya mirip dengan bejana atau kendi. Hal ini mencerminkan keagungan dan kemuliaan tempat ini dalam hierarki kosmik.
Baca Juga: 3 Dalil Tentang Isra Mikraj: Bukti Kebesaran Allah Yang Maha Kuasa
Selain menjadi tempat pertemuan Rasulullah SAW dengan Jibril, Sidratul Muntaha juga menjadi tempat di mana Beliau menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk menjalankan ibadah salat lima waktu. Ini menunjukkan pentingnya tempat ini dalam menegakkan perintah-perintah agama.
Secara keseluruhan, Sidratul Muntaha adalah simbol kebesaran Allah SWT dan tempat suci yang memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam. Tempat ini melambangkan ketinggian spiritual, pengetahuan, dan hubungan yang istimewa antara Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT.