Bermula dari kemunduran Kerajaan Singasari yang sempat menguasai wilayah Jawa serta kedatangan pasukan Kubilai Khan dari Asia Timur, menjadi awal berdirinya salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha terbesar di masanya, yakni Kerajaan Majapahit.
Setelah melewati jalan yang berliku dan penuh tantangan, akhirnya Raden Wijaya bersama orang-orang terpercayanya seperti Arya Wiraraja dan Gajah Mada berhasil mendirikan Kerajaan Majapahit, mengukuhkan nama mereka di Nusantara.
Pasca berdirinya kerajaan tersebut, pada akhirnya tiba masa kejayaan Kerajaan Majapahit yang menguasai Nusantara, sampai ke wilayah-wilayah di luar Indonesia.
Baca Juga: Kisah Kerajaan Majapahit (Bag. 1): Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit
Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Peleburan dan Perkembangan Penuh Di Bawah Raja Hayam Wuruk
Menyadur situs Direktori Majapahit dan sumber lain pada Jumat (11/8/2023),masa kejayaan Kerajaan Majapahit menjadi babak baru dalam sejarah Nusantara yang mencerminkan kemegahan pemerintahan dan keberhasilan dalam menyatukan wilayah-wilayah yang luas di bawah bendera Majapahit.
Era ini secara signifikan diwarnai oleh kepemimpinan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 M), yang bersama Mahapatih Gajah Mada, membawa kerajaan ini menuju puncak keemasannya. Setelah ibundanya, Rajapatni (Gayatri), wafat pada tahun 1350, Ratu Tribhuwanatunggadewi dengan bijak menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Hayam Wuruk, yang baru berusia 16 tahun pada saat itu.
Hayam Wuruk memulai pemerintahannya dengan gelar Sri Rajasanegara, dan didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada. Inilah awal dari masa kejayaan Kerajaan Majapahit yang terbilang sangat kuat dan dominan di masanya.
Berkat kepemimpinan yang bijaksana dan strategi politik yang cerdik, Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada berhasil membangun zaman keemasan Majapahit. Kerajaan ini tidak hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Madura, tetapi juga meluas hingga ke berbagai penjuru nusantara.
Kakawin Negarakertagama mengungkapkan daftar wilayah bawahan Majapahit, termasuk daerah-daerah di Pulau Jawa, pulau-pulau di luar Jawa, dan bahkan negara-negara di Asia seperti Siam, Vietnam, dan Kamboja.
Sumpah Palapa dan Penaklukan Luas
Keberhasilan besar dalam mempersatukan nusantara di bawah bendera Majapahit tidak lepas dari peran penting Mahapatih Gajah Mada dan Sumpah Palapa yang diucapkannya.
Dengan tekad bulat, Gajah Mada bersumpah bahwa ia tidak akan merasakan istirahat (palapa) sebelum seluruh wilayah nusantara tunduk di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah ini menjadi landasan kuat untuk upaya penaklukan wilayah-wilayah bawahan.
Wilayah-wilayah yang berhasil diperluas oleh Majapahit termasuk Sumatera, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura), dan bahkan sebagian Kepulauan Filipina.
Majapahit juga menjalin hubungan diplomatik dengan berbagai negara di Asia Tenggara, seperti Campa (Thailand), Kamboja, Siam, Burma selatan, dan Vietnam. Armada laut yang tangguh di bawah pimpinan Mpu Nala menjaga stabilitas wilayah dan mengamankan kepentingan kerajaan di laut.
Pusat Perdagangan dan Kejayaan Ekonomi
Tidak hanya mengukir prestasi dalam bidang politik dan militer, Majapahit juga meraih kejayaan ekonomi. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan penting di Asia Tenggara, yang menghasilkan ekspor komoditas seperti lada, garam, dan lengkeng.
Perekonomian Majapahit berkembang pesat, memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya dan menciptakan stabilitas dalam kerajaan. Selain kemajuan politik dan ekonomi, masa kejayaan Majapahit juga dikenal dengan perkembangan seni dan budaya yang kaya.
Sastra seperti Kakawin Negarakertagama, yang memberikan pandangan tentang wilayah bawahan Majapahit, menjadi salah satu karya penting dari era ini. Seni ukir, arsitektur, dan seni rupa juga mencapai puncaknya, tercermin dalam peninggalan-peninggalan seperti candi-candi yang megah.
Masa kejayaan Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada adalah periode yang menunjukkan betapa besarnya pengaruh dan kekuatan kerajaan ini di Nusantara dan sekitarnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO