Menu


Museum Nahdlatul Ulama, Sarana untuk Mengetahui Lebih Dalam Seluk Beluk NU

Museum Nahdlatul Ulama, Sarana untuk Mengetahui Lebih Dalam Seluk Beluk NU

Kredit Foto: Bappeda Litbang Surabaya.

Konten Jatim, Jakarta -

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sebagai apresiasi terhadap dedikasi NU, didirikanlah Museum Nahdlatul Ulama yang berlokasi di Surabaya

Mengutip Bappedalitbang Surabaya, Museum Nahdlatul Ulama menyajikan banyak sekali koleksi bersejarah. Salah satunya yang utama adalah potret dari tokoh-tokoh penting. 

Baca Juga: Bukit Jaddih, Destinasi Wisata Sekaligus Area Pertambangan Kapur di Bangkalan

Koleksi Museum Nahdlatul Ulama terbagi menjadi beberapa galeri yaitu galeri Wali Songo, galeri pendiri NU, galeri pertumbuhan dan perkembangan NU, galeri kebudayaan NU, galeri  produk warga NU, perpustakaan dokumen dan karya ilmiah.

Sementara itu untuk kepemilikan, museum ini dimiliki dan dikelola oleh NU sendiri. 

Museum Nahdlatul Ulama dibuka oleh KH. Abdurrahman Wahid pada 25 November 2004. Pada Muktamar NU ke-31 di Boyolali, Jawa Tengah, Museum Nahdlatul Ulama diresmikan oleh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. MA. Sahal Mahfudh. 

Koleksi Museum Nahdlatul Ulama

Terdapat benda-benda bersejarah yang digunakan para kiai dan pejuang Nadhiyin pada masa perjuangan pergerakan nasional. 

Pengunjung juga bisa melihat salinan dokumen resolusi jihad NU yang berperan sangat penting dalam pertempuran 10 November 1945. 

Di museum ini juga terdapat dokumen-dokumen sejarah pendirian jam’iyah NU, bahkan akta pendirian NU pada 31 Januari 1926 juga ada di sini. 

Waktu Buka dan Harga Tiket Masuk

Museum Nahdlatul Ulama bisa dikunjungi pada Selasa-Minggu pukul 09.00-16.00. Sementara Senin, Hari Libur Nasional, dan Hari Libur Islam museum ditutup. 

Harga Tiket Masuk Museum Nahdlatul Ulama sangat ramah di kantong yaitu Rp2.000 per orang. Museum Nahdlatul Ulama berlokasi di Jl. Gayungsari Timur 35, Surabaya, Jawa Timur. 

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO