Eks Wakil Ketua DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah telah terang-terangan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Bahkan, Partai Gelora dikabarkan segera mendeklarasikan Prabowo secara resmi.
Pegiat media sosial Faizal Assegaf memuji sikap Fahri Hamzah yang disebutnya tampil merdeka dan tetap kritis pada rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Jokowi Akrab dengan Ganjar dan Prabowo, Fahri Hamzah: Beliau Ingin Akhiri Pembelahan
“Berbeda dengan politisi Gerindra yang agak kaku bermain cantik di emperan Istana. Fahri Hamzah justru tampil merdeka dan tetap kritis pada rezim Jokowi. Melawan kezaliman adalah jalan hidup!,” kata Faizal Assegaf, mengutip fajar.co.id, Kamis (3/8/2023).
Sebagai aktivis 98, Fahri Hamzah disebutnya tidak bisa dibelenggu oleh kepentingan deal politik terselubung. Nurani dan kecerdasannya menolak praktek kekuasaan yang semena-mena.
“Fahri setia berada di kanal gerakan perubahan. Demi menegaskan keberpihakan membela kepentingan rakyat banyak. Di pentas ini, tokoh aktivis Islam tersebut mengobarkan jihad politik,” ujarnya.
“Monggo berbeda pilihan politik. Anda mungkin tidak suka Fahri Hamzah mendukung Prabowo Subianto. Namun harus bijak, bahwa hanya soal cara dan posisi, tapi satu tujuan: Memperjuangkan keadilan,” tambahnya.
Lanjut kata dia, kehadiran Fahri Hamzah di poros pencapresan Prabowo, tentu eksistensinya tidak sebatas menjadi pelengkap keramaian. Tapi, tentu punya harapan dan nawaitu politik yang strategis.
Menurutnya, jejaring Istana kini menjadi was-was dengan manuver Prabowo. Prabowo yang beberapa terakhir ini cenderung lengket dengan Jokowi juga menuai sorotan.
“Ihwal itu membuat jejaring Istana tampaknya menjadi was-was dengan manuver Prabowo. Sebab bukan saja Fahri, tapi masih banyak orang kritis di lingkaran mantan Danjen Kopasus tersebut,” ujarnya.
Mantan Pengurus Presidium Alumni 212 ini mengatakan, pilihan Fahri mendukung Prabowo dengan tetap bersikap keras mengoreksi kekuasaan Jokowi, menarik disimak. Seolah mengirim pesan, Prabowo hanya memanfaatkan Jokowi untuk melemahkan Ganjar dan PDIP.
Faizal menyebut, ada skenario besar yang disiapkan oleh para arsitek politik Prabowo jelang Pilpres 2024. Bila Megawati dan PDIP semakin tersingkir dari lingkaran Istana, maka impian Prabowo akan mulus.
“Kesan dari agenda itu tampak semakin terang. Semacam kudeta senyap dengan dua jurus mematikan. Mesra ke Jokowi, sembari memperluas jaringan ke kelompok perubahan untuk mengunci Ganjar dan PDIP,” tuturnya..
“Apa yang dilakoni Fahri Hamzah, setidaknya memberi sinyal kuat. Bahwa teater politik pendukung Prabowo memerankan langkah: Obrak-abrik Jokowi dan PDIP,” tandasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan
