Menu


Dilaporkan ke Polisi Terkait Kritikannya, Rocky Gerung: Saya Menghina Presiden, Bukan Jokowi-nya

Dilaporkan ke Polisi Terkait Kritikannya, Rocky Gerung: Saya Menghina Presiden, Bukan Jokowi-nya

Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat politik dan akademisi, Rocky Gerung buka suara menanggapi relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melaporkan dirinya ke Bareskrim Polri.

Rocky memertanyakan mengapa para relawan Jokowi itu menghalangi haknya untuk mengucapkan pandangan politik.

Padahal, Rocky mengaku selama ini menghormati hak para pemuji dan pemuja Jokowi menyampaikan pandangan politik mereka.

Baca Juga: Datangi Bareskrim Polri, Tim Hukum PDIP Laporkan Rocky Gerung soal Dugaan Fitnah dan Hina Jokowi

"Saya berhak mengajukan pandangan politik saya. Sama seperti saya menghormati hak para pemuji dan pemuja Jokowi, memuji-muji dan memuja-muja Jokowi. Kan saya tidak laporkan mereka ke Bareskrim, walaupun kita tahu kok ini menghina akal sehat," kata Rocky dalam wawancaranya dengan FNN yang diunggah di kanal YouTube Rocky Official dikutip, Selasa (1/8/2023).

Lebih lanjut, Rocky menjelaskan bahwa pasal penghinaan presiden merupakan delik aduan, bukan delik biasa.

Artinya, harus Jokowi sendiri yang membuat laporan. Menurut Rocky, para relawan Jokowi tak mengerti ketentuan hukum pidana.

"Pasti Pak Jokowi tidak akan laporin karena Pak Jokowi tahu ini bukan delik kejahatan, ini delik aduan. Jadi Jokowi mungkin mengerti ini relawannya ngapain laporin, dia sendiri enggak laporin kok," kata Rocky.

Dia lantas meminta para relawan Jokowi untuk membantah kritikan itu dengan argumen, bukan dengan pelaporan ke polisi.

"Kita jangan merasa jagoan, kalau dihina lalu kumpulin massa. Saya sendirian ucapin itu dengan logika saya. Jadi bantah aja dalam dalil itu," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Rocky juga menegaskan bahwa kritikan yang dirinya sampaikan dalam acara buruh di Bekasi beberapa waktu lalu itu ditujukan kepada presiden, bukan Jokowi.

"Saya menghina presiden, bukan Jokowi-nya. Itu bedanya tuh. Jadi mesti bedaiin, presiden itu adalah fungsi, dia tidak permanen, setiap lima tahun kita pilih," ujarnya.

Baca Juga: Soal Kritikan Rocky Gerung, Jokowi Akhirnya Buka Suara: Itu Hal Kecil, Saya Kerja Saja

"Sesuatu yang kita pilih tidak mungkin kita beri martabat, karena martabat itu hanya melekat pada manusia yang autentik, bukan pada jabatan publik," kata Rocky menambahkan.

Rocky menegaskan pula bahwa dirinya tidak punya dendam sama sekali terhadap Jokowi sebagai manusia. Dia hanya mengkritik Jokowi sebagai presiden terkait kebijakan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pembangunan proyek infrastruktur lainnya.

Kritikan itu, lanjut dia, disampaikan dalam konteks mengkritik proyek IKN. Menurutnya, proyek IKN itu memang tolong karena keputusan politiknya dibuat sebelum ada analisis dampak lingkungan (Amdal) atas proyek pembangunan ibu kota di Kalimantan Timur tersebut.

"Kalau pintar, (seharusnya) amdal dulu, baru keputusan politik. Semua yang saya terangkan itu ada basis akademisnya, lalu kenapa marah ke saya," kata sosok yang pernah menjadi dosen di Departemen Ilmu Filsafat UI itu.

Baca Juga: Rocky Gerung Dilaporkan ke Polisi, Aksi Relawan Bikin Presiden Jokowi Terlihat Seolah Suka Penjarakan Orang

Lebih lanjut, Rocky mengatakan, penggunaan kata "b*j*ng*n t*l*l" adalah hal yang lumrah dalam forum politik. Dia keberatan apabila kata-katanya itu dikait-kaitkan dengan adab ketimuran.

Bahkan, Rocky berdalih bahwa penggunaan kata "b*j*ng*n" sebenarnya memperlihatkan keakraban.

Baca Juga: Sampai Dipolisikan, Apa Alasan Rocky Gerung Sering Kritik Jokowi?

"Kata b*j*ng*n itu kalau dimasukkan ke dalam etnolingiustik itu, itu istilah yang bagus sebetulnya, istilah yang memperlihatkan ada keakraban. Saya ucapin aja tuh, memang b*j*ng*n Presiden Jokowi. Di dalam dalil itu suasanya debat politik, bukan saya menghina dia sebagai kepala keluarga (personal)," ujarnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.