Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hingga kini masih satu barisan di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra walau posisi calon wakil presiden (cawapres) masih digantung Prabowo Subianto.
Ternyata, ada omongan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membuat PKB sabar menunggu Prabowo.
Wasekjen PKB, Syaiful Huda mengatakan, mereka memang harus sabar karena KKIR koalisi terbaik hadapi 2024. Indikasinya, PKB dan Gerindra sama-sama membutuhkan untuk memenuhi 20 persen presidential threshold.
Baca Juga: PKB Tunggu Gerindra Tetapkan Cawapres, Jazilul Fawaid Singgung soal Godaan Puan Maharani
Hitungan Huda, PKB merupakan partai politik yang memenangkan Pemilu 2019 di Jawa Timur dan pemenang kedua di Jawa Tengah. Pada saat yang sama, Partai Gerindra merupakan pemenang pemilu di Jawa Barat dan Banten.
Artinya, PKB dan Gerindra saling melengkapi. Maka itu, ia protes kepada pihak-pihak yang merasa Gerindra mudah saja meninggalkan PKB karena banyak yang mau merapat ke Partai Gerindra maupun Prabowo Subianto.
"Tapi, Prabowo kalah dua kali pilpres karena tidak mendapat insentif elektoral di Jawa Timur dan Jawa Tengah," kata Huda, Selasa (1/8).
Lalu, ia melihat, dari 9 partai politik di parlemen, dua ada dua kader terbaik dan jadi satu-satunya matahari tunggal di partai masing-masing yaitu Muhaimin dan Prabowo. Sedangkan, partai lain diisi faksionalisasi.
Ia meyakini, tidak ada friksi-friksi di tubuh PKB maupun Gerindra yang banyak terjadi di partai-partai politik lain di parlemen. Menurut Huda, itu yang membuatnya merasa KKIR harus dipertahankan dan butuh kesabaran.
Kemudian, Huda meyakini, omongan Gus Dur yang menyatakan Prabowo akan menjadi Presiden RI pada akhir usianya yang semakin menua. Satu alasan yang kala itu disampaikan Gus Dur lantaran Prabowo orang yang ikhlas.
"Ada satu alasan yang disampaikan Gus Dur ketika ditanya kenapa Prabowo berpotensi menjadi presiden, karena Prabowo punya sifat yang ikhlas," ujar Huda.
Tapi, ia berpendapat, itu tidak cukup karena orang ikhlas harus bertemu orang baik. Huda merasa, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, merupakan orang yang baik dan tepat untuk dampingi orang ikhlas seperti Prabowo.
"Kalau orang ikhlas harus ketemu orang baik dan Gus Imin orang baik dalam konteks ini. Kalau orang ikhlas ketemu orang yang pragmatis tidak akan ketemu itu, kira-kira begitu," kata Huda.
Dia menambahkan, Muhaimin orang baik karena cuma memikirkan bagaimana mengurus Nahdliyin, mengurus pondok pesantren dan kesejahteraan mereka. Tidak ada kebutuhan investasi, membesarkan perusahaan dan lain-lain.
Baca Juga: Jika Tak Mau Kalah Tiga Kali di Pilpres, PKB Ingatkan Prabowo Tidak Pilih Cawapres Pragmatis
"Jadi, sekali lagi, kalau orang berkarakter, bersifat ikhlas, baru akan jadi kalau ketemu dengan orang baik, dan orang baik menurut saya Gus Imin dan Partai Kebangkitan Bangsa," ujar Huda.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan