Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid (Gus Jazil) mengungkapkan bahwa pihaknya menunggu keputusan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, terkait sosok bakal calon wakil presiden (Cawapres).
Mengingat, sejauh ini PKB menggagas Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra.
Baca Juga: Jika Tak Mau Kalah Tiga Kali di Pilpres, PKB Ingatkan Prabowo Tidak Pilih Cawapres Pragmatis
Namun, di tengah kerja sama politik tersebut, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menggoda PKB dengan mendatangi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pada Kamis 27 Juli 2023.
"Biasanya kita katakan jas merah, jangan sekali-kali lupakan sejarah. Kalau di PKB jas hijau, jangan sekali-kali lupakan jasa ulama," kata Gus Jazil, mengutip fajar.co.id, Selasa (1/8/2023).
"Nah, kalau kita lihat sejarah, maka saya pikir yang paling panjang sejarahnya itu dengan PDIP," tambahnya.
Wakil Ketua MPR RI ini menegaskan, pihaknya tetap menyodorkan Cak Imin sebagai cawapres. Terlebih, lanjut Gus Jazil, PKB membawa gairah kemenangan dalam beberapa kali pesta demokrasi di Indonesia.
"Sejak kelahiran PKB sampai hari ini cuma berbeda jalan dalam dua periode ketika bersama Demokrat dan kemudian bersatu jalan lagi ketika zaman Pak Jokowi, jadi 10 tahun, 10 tahun. Jadi secara sejarah PKB ini bersama Demokrat dan bersama PDIP," jelas Gus Jazil.
"Ketika itu saya sampaikan Demokrat awalnya partai kecil 2009, menjadi partai pemenang Pemilu, jadi partai nasionalis pemenang Pemilu Demokrat tahun 2009," tambahnya.
Gus Jazil menegaskan, PKB saat ini merupakan partai politik Islam terbesar di Indonesia. Karena itu, ia membuka kemungkinan keluar dari KKIR jika Partai Gerindra tak juga memberi kejelasan.
"Nah partai berbasis Islam terbesar hari ini tetap PKB. Jadi kalau lihat dari sejarah maka sebenarnya PKB itu lebih banyak, lebih panjang hubungannya dengan PDIP, lebih panjang hubungannya dengan Demokrat atau bahkan master," pungkas Gus Jazil.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO