Menu


Waketum NasDem Sindir Parpol di Koalisi Perubahan karena Tidak Dampingi Anies saat Safari ke Daerah

Waketum NasDem Sindir Parpol di Koalisi Perubahan karena Tidak Dampingi Anies saat Safari ke Daerah

Kredit Foto: Instagram/Partai NasDem

Konten Jatim, Jakarta -

Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem Ahmad Ali menyentil partai-partai politik yang berada dalam Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) belum solid atau terkonsolidasi dengan baik.

Pernyataan itu berdasarkan pengamatannya melihat bakal calon presiden (bacapres) dari KPP Anies Baswedan ketika melakukan safari politik ke sejumlah daerah justru tidak ada penyambutan, seperti dilakukan NasDem.

Baca Juga: Pegiat Medsos Ini Sebut NasDem Menunjukkan Tanda-tanda Putus Asa dalam Pengusungan Anies sebagai Capres

"Yang kita mau, Anies dalam setiap perjalanannya didampingi tim koalisi dan diterima di daerah oleh tiga kader partai politik," kata Ali, mengutip Suara.com, Selasa (1/8/2023).

Menurutnya, ketika Anies kunjungan ke daerah hanya NasDem yang melakukan penyambutan, hal itu tidak bisa dimaknai sebagai penyambutan koalisi.

"Misalnya, ketika NasDem membawa Anies ke daerah, sampai di daerah disambut sama NasDem, itu bukan tim koalisi namanya. Itu tim partai," jelasnya.

Untuk itu, kata dia, pihaknya berharap Anies maju satu langkah dalam memimpin Koalisi Perubahan ini.

"Anies harus segera membentuk tim pemenangan dan memulai sosialisasi ke masyarakat," katanya.

Sebelumnya, Ali meminta Anies tidak memilih bacawapres yang hanya karena memiliki partai politik.

"Kalau kita baca piagam deklarasi Koalisi Perubahan di dalam poin tiga itu sangat jelas bahwa Mas Anies diberikan mandat untuk mencari dan memilih Cawapresnya," jelas Ali. 

Adapun kriteria yang dimaksud yakni ada tiga poin seperti bisa membantu proses kemenangan, menjaga stabilitas koalisi dan bisa membantu untuk membuat proses pemerintahan berjalan efektif.

Ali menyampaikan, figur bacawapres yang dipilih harus bisa membantu pemenangan Anies.

Menurutnya, figur bacawapres ini harus bisa mengisi ruang-ruang kosong di wilayah mana dukungan terhadap Anies yang tidak maksimal.

Kemudian menjadikan koalisi stabil, tentu tidak boleh standar ganda dan lebih berpihak kepada salah satu partai.

"Ketika Anies sudah memilih Si Fulan untuk menjadi Cawapres, maka, Anies harus mampu menjelaskan kepada partai koalisi. Anies harus menjelaskan dengan pendekatan saintifik, indikator-indikator ilmiah," tuturya.

Ia mengatakan, alasan tersebut bukan hanya serta merta untuk mendorong Anies maju di Pilpres 2024 saja. Untuk itu, ia tak menyarankan Anies memilih figur cawapres yang hanya punya partai politik.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.