Setiap orang, terlepas dari apapun latar belakang mereka, pastinya akan berpulang ke akhirat. Tidak ada manusia yang abadi di muka bumi ini. Pada akhirnya, mereka semua akan kembali ke pemilik mereka, yakni Allah SWT.
Cara orang meninggal ini beragam. Ada yang karena sakit, ada yang disebabkan karena kecelakaan atau ada juga meninggal dalam peperangan. Dalam Agama Islam, meninggal di medan perang ini merupakan cara berpulang yang istimewa.
Orang yang meninggal ketika berperang disebut dengan istilah “mati syahid”. Berikut pengertian mati syahid, dikutip dari Republika dan sumber lain pada Selasa (1/8/2023).
Baca Juga: Begini Penjelasan KH Ahmad Zahro Soal Ibu Melahirkan yang Mati Syahid
Pengertian Mati Syahid
Dalam ajaran Agama Islam, mati syahid mengacu pada status seorang Muslim yang meninggal dunia saat berperang atau berjuang di jalan Allah SWT dengan tujuan membela kebenaran atau mempertahankan hak-hak yang benar, dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam menegakkan agama dari-Nya.
Mati syahid dianggap sebagai cita-cita tertinggi bagi umat Islam, dan salah satu cara menuju ke arah ini adalah dengan berjuang dalam jihad fi sabilillah, yaitu berperang untuk menyebarkan dan mempertahankan Agama Islam.
Orang yang meninggal dunia dalam keadaan berjuang membela harta miliknya, jiwanya, keluarganya, dan agamanya dianggap mati syahid atau meninggal fi sabilillah.
Ketika seseorang mencapai status syahid, tidak diperlukan prosesi pemandian jenazah, salat jenazah, atau pemakaian kain kafan seperti yang dilakukan pada jenazah biasa. Sebagai gantinya, jenazah syahid cukup dikafani dengan pakaiannya yang dipakai saat berjuang.
Salah satu contoh dari orang yang pertama kali dianggap syahid dalam Agama Islam adalah seorang perempuan lanjut usia bernama Sumayyah binti Khabbab. Ia merupakan wanita pertama dalam sejarah Islam yang gugur syahid.
Sumayyah dianggap syahid karena meninggal dunia saat berjuang melawan kaum Quraisy di Mekkah, ketika ia mencoba mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT dengan mengucapkan Kalimah Syahadat.
Namun, akhirnya ia gugur setelah diserang dengan balingan lembing oleh Abu Jahal, salah satu tokoh dari kaum Quraisy yang menentang Agama Islam.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Seseorang Jika Dijadikan Tumbal Pesugihan? Buya Yahya: Mati Syahid
Ganjaran di Akhirat
Dalam Agama Islam, mati syahid dianggap sebagai puncak pengabdian kepada Allah dan merupakan wujud pengorbanan yang besar bagi agama dan kebenaran.
Ini merupakan salah satu penghargaan tinggi bagi mereka yang gugur syahid menjadi dorongan bagi umat Islam untuk berjuang dan bertahan dalam menghadapi cobaan dan tantangan demi agama dan keyakinan mereka.
Baca Juga: 7 Macam Mati Syahid Selain Jihad Berperang, Salah Satunya Kayak yang Dialami Anak Ridwan Kamil
Mati syahid merupakan salah satu cara bagi umat Islam untuk mencapai keberkahan dan kebahagiaan abadi di akhirat sebagai pahala atas perjuangan mereka yang tulus dan ikhlas. Dengan demikian, Allah SWT tidak akan segan memberikan ganjaran di akhirat nanti. Ganjaran tersebut berupa:
- Diampuni dosanya sejak mulai pertama darahnya mengucur;
- Melihat tempatnya di dalam surga;
- Dilindungi dari azab kubur;
- Terjamin keamanannya dari malapetaka besar;
- Merasakan kemanisan iman dan dikawinkan dengan bidadari;
- Diperkenankan memberikan syafaat bagi 70 orang kerabatnya.