Pada 18 Juli 2023 publik Indonesia dikejutkan dengan pertemuan kader PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan ini cukup gempar karena masa lalu keduanya.
Namun, pertemuan ini mengundang pertanyaan dari PDIP. Mereka meminta kejelasan terhadap motif Budiman yang memutuskan bertemu dengan Prabowo.
Menyadur Rakyat Merdeka pada Minggu (30/7/2023), Dewan Kehormatan PDIP ternyata sudah menyidang Budiman Sudjatmiko terkait pertemuannya dengan Prabowo Subianto. Hasilnya, PDIP cuma Kasih peringatan buat Budiman.
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Tak Diberi Sanksi Usai Bertemu Prabowo, Hasto: PDIP Bukan Partai Kejam
Pemanggilan Budiman oleh Dewan Kehormatan tidak se-bombastis seperti pemanggilan Gibran Rakabuming atau Effendi Simbolon. Kedatangan Budiman ke Kantor PDIP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat (28/7/2023) siang, nyaris tidak tercium media.
Informasi Budiman sudah disidang itu diungkap Ketua Dewan Kehormatan PDIP Komarudin Watubun dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Menurut Komarudin, pihaknya sudah meminta klarifikasi dari Budiman yang berkunjung ke Capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada pertengahan Juli lalu.
Tidak hanya itu, pihaknya juga meminta klarifikasi Budiman soal pujian yang ditujukan kepada Prabowo. Dalam klarifikasi tersebut, lanjut dia, Budiman menyampaikan kedatangannya ke kediaman Prabowo bukan dalam rangka menyampaikan dukungan di Pemilihan Presiden 2024.
Baca Juga: Dipanggil Usai Bertemu Prabowo, PDIP Minta Budiman Sudjatmiko Kembali ke Garis Partai
Budiman datang ke rumah Prabowo karena ingin mengkonsolidasikan kaum nasionalis. Secara khusus, Budiman ingin mempertemukan Ganjar dan Prabowo. Budiman berpendapat, Prabowo dan Ganjar mewakili calon pemimpin yang berasal dari dua periode yang berbeda. Sehingga, ia menginginkan dua kekuatan itu bersatu.
"Dia ingin supaya ada konsolidasi calon yang dianggap sebagai calon Orde Baru dan calon reformasi, katakanlah begitu. Pak Ganjar sebagai generasi reformasi dan Pak Prabowo sebagai generasi Orde Baru," kata Komarudin.
Lalu, apakah Budiman diberikan sanksi? Komarudin mengatakan, Budiman hanya diberikan peringatan agar kembali kepada garis partai. "Tidak ada (sanksi), hanya memberi warning untuk kembali ke garis organisasi," tuturnya.
Tidak hanya ke Budiman, Komarudin menegaskan, seluruh kader PDIP harus patuh terhadap aturan partai. Termasuk pada keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengusung Ganjar sebagai capres PDIP 2024.
"Semua kader PDIP dari Sabang sampai Merauke wajib tegak lurus mendukung putusan yang telah diputuskan Bu Ketum," tegasnya.
Hal senada disampaikan Hasto Kristiyanto. Kata dia, DPP PDIP tidak memberikan sanksi kepada Budiman yang sudah bertemu dengan Prabowo. Hasto mengatakan, partainya selalu mengedepankan dialog dalam menyelesaikan persoalan internal partai.
"PDIP ini kan bukan partai yang kejam. Bukan partai yang menindak tanpa suatu proses, yang memerintahkan seseorang untuk dipecat tanpa proses,” ujar Hasto di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (28/7/2023) malam.
“Kami adalah partai demokrasi, maka nilai-nilai demokrasi itu yang kami emban, yang kami jalankan dengan baik,” lanjut Hasto.
Baca Juga: Akui Sudah Bertemu Budiman Sudjatmiko, Sekjen PDIP: Kami Sudah Dialog, Tetap Merah
Kenapa Budiman tak disanksi? Hasto mengaku sudah bertemu dan meminta klarifikasi langsung dari Budiman. Dari klarifikasi itu, Hasto menilai Budiman masih menunjukkan loyalitas kepada banteng.
Hasto mengungkapkan, ada sejumlah penawaran kepada Budiman. Namun, Budiman menolak dan menyatakan masih "merah" dan menyatakan masih loyal kepada PDIP.
Selain itu, Hasto juga mengatakan loyalitas yang sama ditunjukkan Effendi Simbolon saat mendapat penawaran. Kata dia, sikap loyal kader ini yang membuat partai tetap solid sebagaimana ditunjukkan dalam survei teranyar.
"Kami solid ketika memperjuangkan Pak Jokowi dari mulai wali kota, gubernur, menjadi presiden dua kali, itu menunjukkan soliditas dari partai yang sangat kuat," ujar Hasto.
Baca Juga: Anak Buah Megawati Sebut Budiman Sudjatmiko 'Salah Minum Obat' Gegara Temui Prabowo Subianto
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta Adi Prayitno menyoroti lembeknya PDIP kepada kader-kader yang sempat cawe-cawe dengan Capres lain. Adi menilai, PDIP hanya ingin menertibkan kader-kadernya agar tegak lurus mendukung Ganjar.
Menurut dia, PDIP memberikan peringatan sama seperti kepada Effendi Simbolon dan Gibran Rakabuming Raka.
"Saya kira, PDIP ini hanya ingin menertibkan siapapun yang merasa kader PDIP, entah dia itu gubernur, bupati, wali kota, anggota dewan, menteri bahkan presiden sekalipun, itu tidak boleh genit dan main mata gitu," kata Adi.
Adi menganggap tujuan tersebut sudah tercapai dengan pemanggilan tersebut. Toh, akhirnya kader yang dipanggil menyampaikan tegak lurus kepada arahan partai.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO