Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa disebut-sebut tidak berani menerima ajakan Partai NasDem menjadi bakal calon wakil presiden Anies Baswedan.
Menurut Ketua DPP NasDem, Effendi Choiri (Gus Choi), partainya itu sempat melakukan komunikasi perihal pencalonan Khofifah sebagai pendamping Anies di Pilpres 2024.
"Dia enggak mau atau enggak berani," kata Gus Choi, mengutip fajar.co.id, Senin (24/7/2023).
Sementara itu, putri Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, merespons positif tawaran Partai NasDem untuk menjadi cawapres Anies Baswedan.
Respons Yenny berbeda dengan Khofifah yang lebih dahulu ditawari. Gus Choi mengatakan nama Yenny Wahid muncul setelah ada penolakan dari Khofifah.
Menurut dia, Yenny juga punya kapasitas dan merepresentasikan Nahdliyin.
“Kami menemui figur NU lainnya, yang lebih muda dan juga punya kapasitas tinggi yakni Mbak Yenny Wahid,” kata Gus Choi.
Dia menyebut ada dua kali pertemuan dengan Yenny Wahid untuk membahas posisi bakal cawapres Anies. Saat itu Waketum Partai NasDem Ahmad Ali juga ikut dalam pertemuan itu.
Ketika ditawari posisi itu, Gus Choi menyebut Yenny memberikan respons positif. Beda dengan respons Khofifah.
“Kami bertemu dua kali. Dalam obrolan bertiga ada Bapak Ahmad Ali, Mbak Yenny dan saya, jadi Mbak Yenny merespons positif. Untuk ketiga kali Bapak Ahmad kembali menemui Mbak Yenny (tanpa kehadiran Gus Choi),” jelasnya.
Karena respons positif itulah, Partai NasDem mengusulkan nama Yenny Wahid sebagai kandidat cawapres Anies. Nantinya Anies yang akan menentukan cawapres pendampingnya.
“Selanjutnya tentu semua disampaikan ke Anies. Saya sendiri dalam suatu kesempatan juga menyampaikan kepada ketum tentang Mbak Yenny. Itu proses kisahnya,” ungkap Gus Choi.
“Sekarang terserah sepenuhnya Mas Anies dan ketum-ketum tiga partai koaslisi. Pilih Mbak Yenny, Mas AHY, Kang Aher atau lainnya. Kita tunggu. Belum mendesak. Belum darurat, sabar,” tandasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan