Menu


Hendri Satrio Nilai Dalam Hati Kecil Pemerintah dan Buzzer, Anies Paling Layak Gantikan Jokowi

Hendri Satrio Nilai Dalam Hati Kecil Pemerintah dan Buzzer, Anies Paling Layak Gantikan Jokowi

Kredit Foto: Instagram/Anies Rasyid Baswedan

Konten Jatim, Jakarta -

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, mengatakan bahwa pemerintah sejatinya dalam hati kecilnya yakin bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan jadi Presiden RI selanjutnya.

"Makanya kemudian alasannya dia ingin sekali memastikan bahwa the next president ini melanjutkan IKN. Itu alam bawah sadar yang terkadang kita tidak bisa pungkiri atau secara tidak sadar diungkapkan oleh pemerintah,” kata Hendri, mengutip fajar.co.id, Jumat (21/7/2023).

Baca Juga: Kepada Tiga Ketum Koalisi Perubahan, Anies Sampaikan Ingin Sosok Cawapres Kriteria Nol

Demikian pula, lanjut Juru Bicara Anies Baswesan ini, di bawah alam sadar para buzzer jahat, sebetulnya mereka mengakui bahwa yang bisa melanjutkan kerja Jokowi hanya Anies Baswedan.

“Sebab, enggak ada yang lain dikritisi seperti itu. Misalnya Pak Ganjar bikin hal bagus di Jawa Tengah, apakah ada lontaran ‘Itu idenya Pak Presiden dari pusat tuh tinggal dijalankan Pak Ganjar’, enggak pernah begitu. Tapi kalau Anies, melanjutkan kerja Jokowi. Jadi sebetulnya kan sudah jelas. Para buzzer jahat ini menyadari bahwa the next president itu Anies Baswedan. Cuma mereka gelisah, ini Anies mau ngapain, ini mau ngapain, terus-menerus di-challenge,” jelasnya.

Selanjutnya, pertanyaan seputar IKN itu terlontar kala Anies Baswedan menghadiri undangan Rakernas Apeksi di Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.

“Sifat politisi Indonesia itu, kalau bagus akan diteruskan, kemudian diklaim di ujung tuh. Tinggal diterusin, pada saat peresmiannya, dia yang resmiin. Sementara, pemimpin sebelumnya biasanya akan setengah mati meyakinkan bahwa ini yang mulai saya, ini yang mulai saya nih," kata Hendri.

"Atau misalnya ada barang bagus, gimana caranya supaya pemimpin sebelumnya tidak diingat, diubah sama dia, direnovasi sama dia, supaya jasa pemimpin sebelumnya itu tidak kelihatan. Itu kan sifat politisi Indonesia rata-rata begitu. Saya nggak bilang semua,” tambahnya. 

Namun kalau kemudian dari awal, pemimpin yang punya program ini memaksakan programnya harus diteruskan, justru jadi pertanyaan.

Menurut Hendri Satrio, sebetulnya perubahan itu juga masuk dalam porsi mengkritisi atau mengevaluasi beberapa program. Kalau memang bagus yang dilanjutkan, kalau memang perlu dievaluasi ya dievaluasi.

Hensat pun memandang, ketika Anies Baswedan kemudian mengatakan misalnya akan dicek apa yang harus dikoreksi, apa yang harus dievaluasi, apa yang harus dilanjutkan, hal tersebut sangat objektif.

“Jadi, Pak Prabowo dan Mas Ganjar mau bicara apa nanti tentang tentang IKN? Sedangkan Pak Jokowi saja kewalahan,” ujar dia.

Di sisi lain, Hensat mengaku senang, polemik tentang renovasi JIS jelang Piala Dunia U-17 termasuk terkait penilaian bahwa rumput di lapangan sepakbola tersebut tidak memenuhi standar standar FIFA.

“Yang saya suka itu adalah perdebatannya adalah perdebatan di pembangunan pada akhirnya. Kita sabar-sabar saja. Para pendukung Mas Anies itu sabar-sabar saja karena sejarah sudah menuliskan bahwa yang membangun JIS itu Anies Baswedan. Kalau kemudian nanti ada plakat lain direnovasi oleh siapa, ya terserah saja. Namun, masyarakat akan bertanya siapa yang pertama karena yang pertama ini tidak tergantikan,” pungkasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.