Menu


Anggap Wajar PDIP Panggil Budiman Usai Temui Prabowo, Yusuf Dumdum: Jika Kader Partai, Maka Langkah Politik Terikat

Anggap Wajar PDIP Panggil Budiman Usai Temui Prabowo, Yusuf Dumdum: Jika Kader Partai, Maka Langkah Politik Terikat

Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta

Konten Jatim, Jakarta -

Pegiat media sosial, Yusuf Muhammad alias Yusuf Dumdum menilai wajar langkah PDIP yang langsung menjadwalkan pemanggilan terhadap kadernya, Budiman Sudjatmiko.

Hal ini menyusul manuver Budiman Sudjatmiko yang menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya, pada Selasa (18/7/2023) malam.

"Kalau pun benar bahwa Budiman Sudjatmiko nanti dipanggil oleh pengurus PDI Perjuangan, menurut saya ini hal yang wajar-wajar saja," kata Yusuf Dumdum dilihat dari kanal YouTube 2045 TV, dikutip Jumat (21/7/2023).

Baca Juga: Manuver Budiman Sudjatmiko Temui Prabowo, Loyalis Ganjar: Begitulah Namanya Politik

Loyalis Ganjar Pranowo ini menilai, setiap kader sudah terikat langkah politiknya dengan partai. Oleh karena itu, kader seharusnya tegak lurus dengan keputusan partai.

"Karena begini ya, kalau kita sudah menjadi bagian dari kader partai, maka tentu segala langkah politik kita akan terikat dengan partai tersebut," sambung Yusuf.

"Jadi tidak bisa sembarangan. Jadi sangat berbeda sekali posisinya dengan kita-kita yang tidak menjadi kader partai," tambahnya.

"Apalagi kabarnya pertemuan antara Budiman dengan Prabowo tanpa sepengetahuan atau izin dari PDIP. Makanya wajar lah kalau kemudian Budiman ini akan dipanggil oleh partainya untuk dimintai klarifikasi atau penjelasan," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang Kehormatan, Komarudin Watubun memastikan pihaknya bakal memanggil anggotanya yakni Budiman Sudjatmiko usai menyambangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa (18/7/2023) malam.

"Iya pasti kita panggil, saya pulang dari reses dipanggil. Semua sama, itu aturan berlaku untuk semua anggota partai tanpa kecuali," kata Komarudin kepada wartawan, Rabu (19/7/2023), dikutip dari Suara.com, jaringan Konten Jatim.

Ia mengingatkan, jika Budiman masih berstatus sebagai kader PDIP sehingga semua harus patuh terhadap aturan partai.

"Kita kan, Kita semua berhimpun dalam partai diatur oleh organisasi. Bedanya kalau orang berkumpul gerombolan politik dengan berorganisasi kan beda. Kalau gerombolan kan kumpulan orang berkumpul tanpa diatur oleh aturan, suka-suka. Kalau kita berorganisasi diatur oleh aturan," tuturnya.

Menurutnya, ketika Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri sudah mengumumkan nama Ganjar Pranowo sebagai bacapres yang bakal diusung partai di Pilpres 2024, maka semua harus mendukung keputusan itu.

"Ketika Ibu Megawati memutuskan Ganjar Pranowo, ya pasti kita pendukung partai, anggota partai 230 juta seluruh Indonesia pasti juga punya pandangan yang mungkin secara pribadi tidak setuju, tapi konsekuensi sebagai orang partai ya kalau sudah diputuskan semua harus mendukung itu," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, jika ada pihak yang enngan patuh terhadap keputusan partai untuk mendukung Ganjar, maka dipersilakan untuk tidak bergabung dengan PDIP.

"Kalau tidak mau mendukung, mau bebas ya jangan gabung di PDIP, kan gitu. Kalau di PDIP pasti ada aturan," ungkapnya.

Baca Juga: Tanggapi Pertemuan Budiman Sudjatmiko dan Prabowo, Loyalis Ganjar: Mungkinkah Ini Strategi Jokowi?

"Semua. Budiman ini kan ber-KTA PDIP. Kita urusan dengan dia karena ada KTA PDIP itu, kader PDIP itu. Kalau dia tidak ber-KTA PDIP buat apa kita pusing urus," sambungnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024