Pertemuan politisi PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi sorotan. Apalagi, usai pertemuan tersebut, Budiman memuji-muji Prabowo.
Belum lama ini, politisi PDIP lainnya juga kedapatan memuji Prabowo yaitu Effendi Simbolon pada suatu acara. Padahal diketahui, PDIP sudah mengusung satu nama sebagai bakal calon presiden (bacapres) yaitu Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Tak Marah Balihonya Dicopot, Ganjar: Kalau Awur-awuran, Silakan Copot
Pegiat media sosial Denny Siregar menyampaikan sindiran atas keadaan tersebut. Ia menyebut bahwa Pilpres 2024 tidak lagi menggunakan strategi keras namu menggunakan strategi mendekat, merangkul, dan kemudian memecahkan.
"Pilpres 2024 ini unik, strategi keras dalam pilpres-pilpres sebelumnya sudah tidak lagi dimainkan, kita ingat Pilpres 2014 apalagi 2019 itu begitu keras karena terbelah antara kaum agama fundamentalis dan nasionalis," kata Denny Siregar, mengutip video yang diunggah di 2045 TV, Kamis (20/7/2023).
"Lawan politik sekarang pakai strategi mendekat, merangkul, membelah dan menghancurkan. Dua kali kekalahan pasca Presiden SBY membuat lawan politik sekarang mengubah strategi berhadapan dengan strategi kuda troya, memasukkan virus ke aliran darah musuhnya," tambahnya.
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Bertemu, Sekjen Gerindra Tegaskan Bukan untuk Hapus Memori 1998
Denny menyebut bahwa lawan politik saat ini berusaha masuk ke rumah musuhnya. Jika berhasil, maka ia akan merangkul simbol musuhnya dan melakuka propaganda. Jika demikian, keadaan ini sudah berbahaya.
"Strategi merangkul, maka dirangkullah simbol musuhnya dan melakukan klaim, bahkan propaganda agar orang percaya dirinya sama dengan simbol musuhnya. Ketika sudah masuk ke sini, situasi sudah berbahaya," pungkasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO