Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko menyatakan siap apabila dipanggil Dewan Kehormatan DPP PDIP untuk memberikan klarifikasi.
Hal ini menyusul pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa (18/7).
"Oh nggak ada masalah, saya suka, biasa kok dipanggil-panggil," kata Budiman kepada wartawan, Kamis (20/7).
Baca Juga: Tanggapi Pertemuan Budiman Sudjatmiko dengan Prabowo, PDIP: Kok Kader Partai Masih Coba Main Akrobat
Budiman memastikan, pertemuannya dengan Prabowo bukan mewakil partai, tetapi hanya pribadi. "Ini individu pribadi saya. Kalau yang mewakili partai Ibu Mega, yang mewakili partai itu Sekjen, bukan saya, Mba Puan," ucap Budiman.
Menurut Budiman, pemanggilan terhadap dirinya oleh Dewan Kehormatan DPP PDIP bukan sebuah risiko. Merupakan hanya sebatas komunikasi, sebagai bentuk klarifikasi.
"Dipanggil kan bukan sebuah risiko, biasa aja, malah justru bagus toh ada komunikasi," tegas Budiman.
Ketua Dewan Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun sebelumnya mengatakan, akan memanggil politikus PDIP Budiman Sudjatmiko. Pemanggilan itu dilakukan, usai Budiman menyambangi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7) malam.
"Iya pasti kita panggil, saya pulang dari reses dipanggil. Semua sama, itu aturan berlaku untuk semua anggota partai tanpa kecuali," ucap Komarudin dikonfirmasi, Rabu (18/7).
Komarudin menegaskan, Budiman seharusnya sudah mengerti terkait peraturan organisasi PDIP. Ia menyebut, setiap orang yang berpartai sikap dan tindakannya diatur oleh AD/ART.
"Kita semua berhimpun dalam partai diatur oleh organisasi, bedanya kalau orang berkumpul gerombolan, politik dengan berorganisasi kan beda. Kalau gerombolan kan kumpulan orang berkumpul, tanpa diatur oleh aturan, suka-suka. Kalau kita berorganisasi diatur oleh aturan," ucap Komarudin.
Ia mengingatkan, semua kader PDIP harus tundak dan patuh dengan keputusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang memutuskan untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).
"Ketika Ibu Megawati memutuskan Ganjar Pranowo, ya pasti kita pendukung partai, anggota partai 230 juta di seluruh Indonesia pasti juga punya pandangan yang mungkin secara pribadi tidak setuju, tapi konsekuensi sebagai orang partai ya, kalau sudah diputuskan semua harus mendukung itu. Kalau tidak mau mendukung, mau bebas ya jangan gabung di PDIP, kan gitu. Kalau di PDIP pasti ada aturan," tegas Komarudin.
Komaruddin menyebut, tindakan yang dilakukan Budiman tidak jauh berbeda dengan politikus PDIP Effendy Simbolon, yang sebelumnya mengundang Prabowo Subianto dalam acara marga Simbolon beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Manuver Budiman Sudjatmiko Temui Prabowo, Pengamat: Ada Nuansa Pesimisme Kemenangan Ganjar
"Kasusnya kan sama saja dengan masalah Efendy Simbolon kemarin kan. Kalau Pak Efendy kemarin kan sebenarnya dia ada acara marga Simbolon, lalu Pak Prabowo diundang kemudian dia buat pernyataan itu. Lalu, Budiman malah datang di Prabowo. Itu indikasi pelanggaran disiplinnya itu," tukas Komarudin.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024